Kami saling berpandangan. Ke mana perginya suara drumband itu?
Lelah dan sedikit kecewa, kami akhirnya sepakat untuk pulang. Sepanjang jalan, kami masih saling berbicara---ada yang bersikeras mendengar suara drumband dengan jelas, ada yang merasa suaranya terlalu lirih, seolah hanya terbawa angin pagi.
Aku kembali masuk ke rumah dengan langkah perlahan, menutup pintu, lalu berbaring di tempat tidur. Tapi aku masih belum bisa tidur, pikiranku terus memutar kejadian barusan.
Suara drumband itu, dari mana asalnya? Kenapa tiba-tiba menghilang?
Aku mengingat kembali cerita-cerita yang pernah kudengar dari teman-teman, dari ibu. Dulu, aku hanya membayangkan seperti apa suara itu, tetapi kini aku sendiri telah mendengarnya.
Meskipun bertahun-tahun berlalu, misteri itu tetap tak terpecahkan. Hanya satu hal yang pasti: di subuh-subuh Yogyakarta tahun 1976, suara drumband itu pernah terdengar, mengalun lirih di angin pagi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI