Ketakutan masyarakat tidak hanya pada fatalitasnya yang cukup tinggi tetapi juga kehilangan hari produktif. Kehilangan hari produktif karena harus isolasi, karantina atau dalam masa perawatan.
Keadaan ini membuat banyak pengusaha gulung tikar, terpaksa merumahkan karyawan bahkan PHK, menghentikan produksi, akibatnya meluas kepada penurunan pendapatan Negara dan peningkatan jumlah pengangguran dan angka kemiskinan.
JANGAN PERNAH KENDOR
Berbagai banner menyambut 75 Tahun Kemerdekaan RI didominasi pesan "Jangan Kendor, Disiplin Pakai Masker".
Betapa jauh sudah jarak semangat para pendiri dengan kita para pelanjut.
Apalagi hanya untuk Pakai Masker dalam semangat kebersamaan, agar "aku tidak menularkan virus padamu dan kamu tidak menularkan virus padaku".
Melihat rangkaian proses dan progres menuju Negara Merdeka, Bersatu dan Berdaulat.
Seluruh puak, suku dan bangsa yang hidup dalam wilayah kontinental nusantara selama ratusan tahun berupaya TANPA KENDOR memperjuangkan keadilan dan lepas dari penjajahan.
Selanjutnya, setelah anak bangsa mulai belajar dan terpelajar diawal abad ke 19, TANPA KENDOR pula mereka berjuang diarena politik dan diplomasi, hingga diikrarkan Kebangkitan Nasional (1908), Soempah Pemoeda (1928), Piagam Djakarta (1945), Proklamasi Kemerdekaan RI (1945) dan Penetapan UUD45 (1945).
Semua TANPA KENDOR, karena apa yang mereka perjuangkan adalah Nilai-nilai luhur yang tumbuh sejak dahulu kala dan menjadi impian, menjadi cita-cita yang dinarasikan dalam 4 alinea pada Pembukaan UUD 1945.
Suatu ketika Bung Karno pada Peringatan Hari Kemerdekaan ke 12 tahun 1957, mencanangkan Gerakan Revolusi Mental yang katanya merupakan gerakan untuk menggembleng manusia Indonesia menjadi "Manusia Baru" yang berhati putih, berkemauan baja, bersemangat elang rajawali berjiwa api yang menyala-nyala.