Mohon tunggu...
LASKAR BETAWI NEWS
LASKAR BETAWI NEWS Mohon Tunggu... Relawan - INFO SEPUTAR SENI BUDAYA & SOSIAL
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

kearifan lokal

Selanjutnya

Tutup

Politik

Legislatif Hanyalah Wakil dari Rakyat

30 Januari 2023   12:01 Diperbarui: 7 Maret 2023   22:43 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Edwin berharap, para caleg harus meningkatkan kinerjanya setelah duduk di kursi legislatif nantinya, seorang legislatif yang hanya ingin santai dalam bekerja harus dibuang secara total, setidaknya sudah saatnya para caleg setelah duduk di kursi legislatif nantinya harus dapat kedepankan kepentingan masyarakat dibandingkan kepentingan pribadinya serta dapat membuka  wawasan dan cara pikir masyarakat, bahwa kinerja lembaga legislatif tidak lain menjadi pelayan bagi masyarakat serta memperjuangkan aspirasi dan harus amanah.

DOK
DOK
Edwin Indardy, Pengamat Hukum, aktivis serta organisatoris di berbagai organisasi tersebut menghimbau agar masyarakat/pemilih untuk lebih jeli mencermati calon anggota legislatif (caleg) sebelum hari pemungutan suara. Hal itu penting, supaya nantinya caleg yang terpilih sesuai dengan harapan para pemilih.

Para pemilih dapat melihat serta mencermati sosok caleg yang akan dipilih dengan mengamati berbagai informasi keseharian caleg tersebut, keperduliannya terhadap masyarakat dan lingkungan di era jauh jauh hari sebelum masa masa menjelang Pileg dan bukan hanya saat menjelang pemilu saja.

Karena sangat banyak caleg yang secara dadakan turun gunung dan langsung membaur ke masyarakat hanya pada saat menjelang pemilu/pileg semata mata hanya untuk pencitraan dirinya, agar dapat meraih suara serta mendapatkan simpati dari masyarakat.

Meski demikian, Edwin Indardy, mengakui tidak mudah untuk mengenali satu per satu caleg lantaran jumlahnya yang begitu banyak. Oleh karenanya, untuk mempermudah pencermatan, pemilih bisa mulai mengenali caleg yang dirasa sejalan dengan aspirasi politik pemilih secara pribadi.

dok
dok
Untuk mengetahui aspirasi politik secara pribadi, pemilih bisa mengidentifikasi hal yang menjadi kebutuhan pribadi dan masyarakat dalam penyelenggaraan kehidupan berbagsa dan bernegara.

Pemilih harus lebih rasional, harus memahami dulu apa yang menjadi kebutuhan kita dan kebutuhan masyarakat," kata Edwin Indardy saat dihubungi Kompasiana, pemilih dapat mencermati program dan gagasan yang ditawarkan oleh caleg. Langkah tersebut harus diimbangi dengan pengamatan rekam jejak calon.

Jangan sampai, program yang ditawarkan hanya berupa janji janji manis belaka tanpa adanya realisasi. "Terkadang para calon  bisa saja menyusun janji-janji manis. Teks-teks yang indah, tetapi ternyata tidak punya kredibilitas dan rekam jejak untuk direalisasikan," ujar Edwin Indardy.

Bahkan, pemilih juga harus cermat terhadap kasus kasus hukum yang mungkin saja pernah menjadi rekam jejak caleg tsb. Dengan begitu, pemilih punya banyak pertimbangan dalam menentukan pilihannya. Mencari rekam jejak caleg di era digital seperti saat ini, menurut Edwin Indardy, untuk mengetahui hal ini tidaklah sulit.

Pemilih bisa dengan mudah mencari tahu riwayat hidup calon wakil rakyat melalui media daring, atau mencermati pernyataan-pernyataan caleg di sejumlah pemberitaan. "Karena di era digital seperti ini track record ataupun rekam jejak digital seseorang akan sangat mudah ditemui," cetus edwin. 

Kalaupun dengan cara-cara tersebut pemilih masih juga kesulitan menentukan pilihan, ujar Edwin Indardy, solusinya adalah mencermati caleg dari partai yang sejalan dengan ideologi pribadi, untuk kemudian melakukan pencermatan lebih lanjut. "Kalau misalnya sulit atau calon terlalu banyak, kita bisa mulai dengan para calon dari partai poltik yang sejalan dengan ideologi atau pandangan politik kita. Itu bisa membuat segala sesuatunya jadi lebih sederhana," terangnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun