Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Jalan Kaki Pergi dan Pulang Tempat Kerja, Tolak Gengsi dan Hemat Anggaran

11 Agustus 2025   17:15 Diperbarui: 12 Agustus 2025   13:14 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Jalan Kaki Pergi dan Pulang Tempat Kerja | KOMPAS/RADITYA HELABUMI

Salah satu pola pikir yang sering kali muncul adalah perihal gengsi. Tak sedikit yang merasa gengsi untuk berjalan kaki pergi dan pulang kerja. Malu dengan rekan-rekan kerja yang lain yang memiliki sepeda motor atau pun berkendaraan mobil ke tempat kerja.

Daripada dipandang sebelah mata karena tak mengendarai kendaraan tertentu, lebih baik mencari cara untuk mendapatkan kendaraan tertentu. Walaupun hal itu dilakukan dengan cara kredit atau pun berutang.

Pola pikir gengsi itu pun dibarengi dengan mentalitas ikut tren dan suka melakukan perbandingan. Ketika ada kendaraan keluaran terbaru yang diperjualbelikan, ada kecenderungan untuk menggantikannya yang lama dengan keluaran yang terbaru tersebut.

Jadinya, ikut berlombah dengan tren tersebut dan mau menunjukkannya pada teman-teman kerja sehingga melupakan esensi dari hemat anggaran dan aktivitas berjalan kaki.

Aktivitas berjalan kaki pergi dan pulang ke kantor, pada satu sisi, itu bisa menjadi kesempatan berolahraga tak langsung. Apalagi kalau jaraknya waktu tempuhnya sampai 30 menit.

Memang, di satu sisi, kadang hal itu tak efektif apabila waktu tempuhnya sudah melewati satu jam lantaran itu bisa membuat kita capai saat tiba di tempat kerja. Kelelahan itu bisa saja menurunkan efektivitas bekerja. Belum lagi, kondisi tubuh yang berkeringatan sehingga membuat teman-teman kerja yang lain tampak tak nyaman.

Barangkali kita perlu mengatur strategi tertentu. Ada di mana, kita mesti berjalan kaki untuk jarak tempuh tertentu.

Misalnya, rumah kita terletak di sebuah kompleks perumahan. Angkutan umum hanya tiba di jalan masuk ke gang. Daripada mencari angkutan lain untuk mengantar kita sampai ke tempat kerja, lebih baik berjalan kaki.

Atau juga, kalau kita dijemput untuk pergi dan pulang bekerja. Barangkali penjemput hanya mengantar di titik tertentu lantaran selebihnya dilakukan dengan aktivitas berjalan kaki.

Selain itu, aktivitas berjalan kaki juga menghemat biaya. Uang yang seyogianya dipakai untuk membayar kendaraan atau pun mengisi bensin bisa dialihkan pada pos yang lebih bermanfaat. Di sini, selain secara fisik kita mendapatkan keuntungan, juga secara ekonomi kita pun terbantukan.

Ya, berjalan kaki menjadi salah satu alternatif saat melakukan perjalanan ke tempat kerja yang jaraknya terbilang "ramah" untuk fisik. Kalau memang terlihat sulit dilakukan, apa salahnya untuk mencari strategi tertentu agar aktivitas berjalan kaki itu tetap menjadi bagian dari keseharian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun