Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

"Me Time", Cara Menghargai Diri dengan Retret Pribadi

5 April 2024   18:15 Diperbarui: 7 April 2024   09:01 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Retret. (Foto: Shutterstock via Kompas.com)

Banyak cara untuk melakukan "me time", seperti misal, berlibur sendirian di tempat yang begitu jauh dari keramaian atau juga menghabiskan waktu sendirian di rumah dengan membaca buku yang disukai, nonton acara yang bisa memberikan hiburan diri hingga melakukan hobi yang disenangi. 

Sebisa mungkin, "me time" itu bebas dari interaksi personal dengan orang lain. Kita fokus memberikan waktu untuk diri sendiri, baik dengan beristirahat maupun melakukan aktivitas yang bisa memberikan dampak positif untuk perkembangan diri.

"Me Time" dengan Retret 

Secara pribadi saya begitu suka dengan "me time" dengan melakukan kegiatan spiritual, seperti rekoleksi dan retreat secara pribadi/personal. 

Retret merupakan kegiatan spiritual menjauhkan diri dengan mencari tempat yang dinilai sepi dan sunyi. 

Langkahnya adalah mencari tempat yang biasa disebut sebagai rumat retret. Untuk konteks agama Kristen Katolik, rumah retret menjadi salah satu tempat yang bisa dimanfaatkan untuk melakukan kegiatan spiritual seperti rekoleksi, retret, dan pelbagai kegiatan agama dan itu umumnya dikelolah oleh rohaniwan maupun kaum religius.

Retret secara pribadi ini bisa dilakukan dengan menghabiskan waktu membaca/merenungkan peristiwa tertentu di dalam kitab suci atau membaca riwayat orang suci/kudus, berdoa untuk waktu tertentu seturut panduan tertentu, menulis temuan-temuan spiritual yang dialami, hingga membuat komitmen pribadi setelah keluar dari rumah retret. Jangka waktunya bergantung keinginan pribadi. 

Retret pribadi itu juga bisa didampingi oleh pendamping spiritual, dan bisa juga tidak. Tergantung pada keinginan pribadi. 

Tujuan retret bisa berdampak pada tiga aspek sekaligus. Dari sisi fisik, kita bisa beristirahat dari rutinitas yang barangkali membuat kita sumpek dan lelah secara fisik. Bagaimana pun, kekuatan fisik kita terbatas, dan kita memerlukan waktu untuk beristirahat agar kesehatan fisik kita tetap terjaga. 

Dari sisi emosional, dalam kesendirian kita bisa mengolah diri sembari berupaya menanggalkan emosi-emosi negatif yang terjadi karena faktor relasi, pekerjaan, dan lingkungan di mana kita berada. Kita perlu menimbah energi positif dan sedapat mungkin menanggalkan energi negatif.

Sementara itu, dari sisi spiritual, iman kita bisa diperdalam berkat permenungan secara pribadi pada ajaran-ajaran agama tertentu selama berada dalam kesendirian. Nilai-nilai kebajikan yang bersumber pad ajaran agama sangatlah penting dalam menopang kesehatan mental kita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun