Kendati demikian, Argentina coba memanfaatkan pelbagai situasi tim agar menopang kerja tim dan kualitas seorang Messi.Â
Kontra Belanda, Pelatih Lionel Scaloni memainkan skema permainan yang sedikitnya definsif. Memasang lima bek menjadi salah cara Scaloni untuk menghalau serangan para pemain Belanda.Â
Padahal, Belanda juga tak begitu dikenal dengan permainan ofensif di tangan Loius van Gaal. Kelebihan Belanda adalah saat melakukan serangan balik. Menyadari kemungkinan itu, Scaloni tak ragu memainkan 5 bek.Â
Keuntungannya, bek sayap juga kadang membantu serangan untuk Argentina.
Cara Argentina meredam permainan Belanda cukup menarik dipelajari. Scalaoni lebih peduli tunututan laga daripada berpaku pada sistem kerja yang sama.
Hanya saja, timnas Argentina agak lengah saat sudah unggul dua gol. Argentina gagal menutup rapat-rapat pergerakan dan penempatan posisi pemain Belanda saat terjadinya tendangan bebas.
Taktik Scaloni cenderung pragmatis. Namun, untuk format permainan piala dunia, taktik itu tak bisa disalahkan. Toh, setiap tim ingin melaju ke babak selanjutnya.Â
Brasil tak melaju ke semifinal setelah gagal mengantisipasi permainan yang berujung pada drama adu penalti.Â
Sebaliknya, Argentina berhasil memainkan taktiknya untuk meredam permainan cepat Belanda, terlebih khusus serangan balik para pemain Belanda. Juga, Argentina cukup kuat mental saat melakonkan drama adu penalti.
Mentalitas Argentina patut digarisbawahi lantaran Messi dan kawan-kawan tak kecewa saat dibobol di menit-menit akhir. Malahan, Argentina berupaya untuk mencari gol.Â
Mentalitas itu tetap terjaga saat berlangsungnya adu penalti. Ini menjadi hal yang perlu dimiliki karena bagaimana pun mentalitas mempengaruhi setiap pemain untuk melakukan eksekusi penalti dan kemampuan seorang kiper menyelamatkan gawangnya dari tendangan penalti lawan.Â