Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Ketika Gareth Southgate Tunduk pada Kritik Publik dan Kunci Sukses Inggris di Babak Selanjutnya

30 November 2022   06:25 Diperbarui: 30 November 2022   07:02 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Timnas Inggris merayakan gol ke gawang Wales. Foto:AFP/Javier Soriano via Kompas.com

Kemenangan 3-0 timnas Inggris atas Wales pada matchday terakhir di stadion Ahmed bin Ali Rabu (30/11/22) memantapkan jalan Inggris ke babak selanjutnya. 

Berada di puncak grup B, Inggris berhasil mengoleksi 7 poin dengan catatan 9 gol dan 2 kali kebobolan. 

"The Three Lions," Julukan timnas Inggris pun terbilang sebagai salah satu tim yang produktif untuk piala dunia 2022 di Qatar. 

Catatan yang diraih Inggris ini cukup meyakinkan. Untuk pertama kalinya sejak Piala Dunia 2006, Inggris lolos sebagai pemuncak klasemen grup.

Dalam laga kontra Wales, Pelatih Inggris Gareth Southgate melakukan perubahan di beberapa lini. Setelah terpaku pada komposisi pada pemain yang relatif sama di dua laga terdahulu kontra Iran dan Amerika Serikat, Southgate pun mengubah beberapa lini. 

Phil Foden dan Marcus Rashford dimasukan sejak menit awal. Keduanya bahkan bermain hingga akhir laga.

Kedua pemain yang berkarir di Liga Inggris ini berhasil menyumbangkan gol, di mana Rashford menyumbangkan 2 gol (menit ke 50 dan 68) dan Foden satu gol (menit ke 57).

Masuknya kedua pemain ini seolah menjawabi kritik suporter yang muncul dari luar lapangan lantaran Southgate dinilai enggan melakukan rotasi pemain.  

Pada laga sebelumnya, Foden dan Rashford ditempatkan sebagai pemain cadangan. Rashford dijadikan pemain pengganti di dual laga sebelumnya saat bermain kontra Iran dan Amerika Serikat. 

Lantas, Foden sempat menjadi pemainn pengganti kontra Iran. Kontra Amerika Serikat yang berakhir seri, pemain berseragam klub Manchester City ini tak diturunkan sama sekali. 

Tak ayal, keputusan Southgate itu menimbulkan perdebatan. Banyak pihak yang mengkritisi keputusan Soutgate yang tak berani untuk melakukan rotasi. 

Bahkan ada pula yang menilai jika Southgate menyia-nyiakan talenta yang dimiliki Foden karena tak diturunkan dalam laga kontra Amerika Serikat. 

Kritik dari luar lapangan ternyata ampuh. Perubahan strategi dari Inggris menunjukkan bahwa Southgate tunduk pada kritik dari publik. 

Akibatnya, Southgate mengubah beberapa lini dengan memasukan Foden, Henderson, dan Rashford sejak menit awal. Perubahan ini berbuah manis, di mana selain menjaga gawang dari tak kebobolan, tetapi juga intensitas permainan Inggris meningkat.

Di lini belakang, Southgate memainkan empat bek andalannya, yakni John Stone dan Harry Maguire di jantung pertahanan, dan diapiti oleh Luke Shaw dan Kyle Walker. Keempat bek ini kerap kali menjadi andalan Southgate. 

Hanya saja, Southgate mengeluarkan  Walker dan Shaw dan kemudian digantikan oleh T. Alexander-Arnold dan K. Trippier.

Cara ini menunjukkan bahwa Southgate mau melakukan rotasi pemain. 

Rotasi yang buat oleh Southgate dalam laga kontra Wales bisa berdampak pada perjalanan timnas Inggris pada musim ini. 

Inggris mempunyai sederetan pemain berkualitas. Kualitas mereka menjadi penentu kuat pada perjalanan Inggris apabila si pelatih jeli dan pandai dalam melakukan rotasi pemain. 

Lini belakang Inggris yang dikomandoi Harry Maguire tampil solid. Maguire tampil bahu membahu dengan John Stone dan mereka diapiti oleh deretan bek sayap yang selalu dirotasi selama babak penyisihan.

Rotasi di lini belakang sejauh ini tak menjadi isu besar untuk timnas Inggris. Malahan, ada optimisme lantaran Maguire yang sempat diragukan tampil sebagai salah satu pemain terbaik Inggris di Piala Dunia 2022. 

Lini depan mulai mendapat titik terang berkat rotasi yang dimainkan. Tatkala B. Saka, Mason Mount, dan R. Sterling mandek, Southgate melakukan rotasi dengan memainkan Foden, Rashford, ataupun Jack Grealish.

Pekerjaan terbesar Southgate adalah menemukan naluri mencetak gol dari striker Harry Kane. 

Harry Kane belum mencetak gol pada pala dunia 2022 di Qatar. Kendati demikian Kane seperti anak emas Southgate lantaran tak mengalami dampak rotasi dari si pelatih asal Inggris. Dari tiga laga, Kane selalu menjadi pemain regular. 

Peluang Inggris untuk melaju lebih jauh bergantung pada kejelian dari si pelatih melakukan rotasi pemain berdasarkan kondisi fisik dan tuntutan permina. 

Di babak ke-16, Timnas Inggris akan bersua Senegal. Berstatuskan juara piala Afrika tahun lalu, Senega dihuni oleh euforia untuk mengharumkan nama Afrika di pentas Piala Dunia 2022. 

Oleh sebab itu, Inggris patus waspada dengan kekuatan yang dimiliki oleh Senegal di babak selanjutnya. 

Dengan pola yang sama, di mana Southgate melakukan rotasi seturut kebutuhan tim dan tuntutan laga, tantangan kontra Senegal bisa dihadapi. Juga, timnas Inggris melihat pelbagai evaluasi, termasuk kritik yang muncul.  

Memang, tak sepenuhnya perlu mendengarkan kritik dari luar lapangan.Hanya saja, kubu timnas Inggris perlu menimbang kritik itu karena kerap kali kritik muncul karena publik melihat kualitas pemain yang dimiliki. 

Untuk itu, perjalanan Inggris di piala dunia bergantung pada faktor Inggris mengolah kritik, melakukan rotasi pemain secara tepat, dan kekuatan mental menghadapi pelbagai situasi dari dalam lapangan dan di luar lapangan. 

Salam Bola

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun