Tak ayal, keputusan Southgate itu menimbulkan perdebatan. Banyak pihak yang mengkritisi keputusan Soutgate yang tak berani untuk melakukan rotasi.Â
Bahkan ada pula yang menilai jika Southgate menyia-nyiakan talenta yang dimiliki Foden karena tak diturunkan dalam laga kontra Amerika Serikat.Â
Kritik dari luar lapangan ternyata ampuh. Perubahan strategi dari Inggris menunjukkan bahwa Southgate tunduk pada kritik dari publik.Â
Akibatnya, Southgate mengubah beberapa lini dengan memasukan Foden, Henderson, dan Rashford sejak menit awal. Perubahan ini berbuah manis, di mana selain menjaga gawang dari tak kebobolan, tetapi juga intensitas permainan Inggris meningkat.
Di lini belakang, Southgate memainkan empat bek andalannya, yakni John Stone dan Harry Maguire di jantung pertahanan, dan diapiti oleh Luke Shaw dan Kyle Walker. Keempat bek ini kerap kali menjadi andalan Southgate.Â
Hanya saja, Southgate mengeluarkan  Walker dan Shaw dan kemudian digantikan oleh T. Alexander-Arnold dan K. Trippier.
Cara ini menunjukkan bahwa Southgate mau melakukan rotasi pemain.Â
Rotasi yang buat oleh Southgate dalam laga kontra Wales bisa berdampak pada perjalanan timnas Inggris pada musim ini.Â
Inggris mempunyai sederetan pemain berkualitas. Kualitas mereka menjadi penentu kuat pada perjalanan Inggris apabila si pelatih jeli dan pandai dalam melakukan rotasi pemain.Â
Lini belakang Inggris yang dikomandoi Harry Maguire tampil solid. Maguire tampil bahu membahu dengan John Stone dan mereka diapiti oleh deretan bek sayap yang selalu dirotasi selama babak penyisihan.
Rotasi di lini belakang sejauh ini tak menjadi isu besar untuk timnas Inggris. Malahan, ada optimisme lantaran Maguire yang sempat diragukan tampil sebagai salah satu pemain terbaik Inggris di Piala Dunia 2022.Â