Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Beban Gareth Southgate, Tantangan Tersamar Timnas Inggris

29 November 2022   18:38 Diperbarui: 29 November 2022   18:43 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Harry Kane bersama pelatih timnas Inggris, Gareth Southgate. Foto: AFP/Marco Bertorello via Kompas. com

Kemenangan besar timnas Inggris (6-2) pada laga perdana di penyisihan grup B kontra Iran di stadion Internasional Khalifa, Qatar membangkitan asa besar di kubu timnas Inggris. 

Lantunan lagu Football coming home mengumandang. Peluang timnas Inggris menjadi juara tak bisa dipandang sebelah mata setelah menimbang performa para pemain Inggris di laga perdana.  

Terlebih lagi, di bawah kendali Gareth Southgate, Inggris mampu melaju hingga babak semifinal di Piala Dunia 2018 di Rusia dan masuk final di Piala Eropa 2020. 

Tak ayal, berbekal pengalaman itu, Inggris pun masuk kategori favorit juara di Qatar. Menjadi kian realistis tatkala Inggris langsung tancap gas di laga perdana kontra Iran di penyisihan grup B.

Akan tetapi, situasi menjadi runyam saat Inggris ditahan imbang oleh Amerika Serikat. Alih-alih mau meraih poin penuh dan segera melaju ke babak selanjutnya, Inggris menunjukkan beberapa titik lemah yang bisa menjadi batu sandungan untuk meraih sukses di Piala Dunia 2022. 

Hasil imbang itu pun seolah menyebabkan kubu Inggris terhentak. Lantunan lagu football coming home seolah menggema pelan dan tak pasti. Yang menyeruak ke permukaan adalah kritik pada performa timnas Inggris, termasuk keputusan pelatih Gareth Southgate.

Pelatih Gareth Southgate pun menjadi sasaran kritik setelah Inggris meraih hasil imbang kontra Amerika Serikat. Pelatih kelahiran 3 September 1970 ini disorot lantaran tak berani untuk melakukan rotasi di beberapa lini timnas Inggris. 

Bahkan pelatih asal Inggris ini tak memainkan beberapa pemain yang terbilang siap tampil, seperti Phil Foden. 

Melansir berita dari the Guardian.com (28/11/22), Southgate bahkan dinilai menyia-nyiakan talenta dari Phil Foden yang tak dimainkan saat Inggris ditahan imbang Amerika Serikat. 

Bahkan Southgate juga terbilang memaksakan Harry Kane dan Jude Belingham. 

Kane dinilai menderita cedera ankel di kaki kanan, namun Southgate tetap memainkannya. Alhasil, pemain Tottenham Hotspur itu pun tetap melempem dan belum kunjung mencetak gol di Piala Dunia 2022. 

Sama halnya dengan J. Belingham yang tampil mengagumkan di laga perdana kontra Iran. Pemain muda ini semestinya diistirahatkan. 

Pasalnya, sebelum bermain di Piala Dunia, Belingham bermain penuh bersama klubnya, Borusio Dortmund baik di Bundesliga maupun Liga Champions Eropa. Kondisi fisik pun tak bisa dipaksa di tengah tuntutan turnamen seperti Piala Dunia. 

Sebenarnya, Southgate mempunyai banyak opsi untuk melakukan rotasi. Kane bisa digantikan oleh Rashford. Toh, di MU Rahshford kerap didapuk sebagai striker tunggal dalam skema permainan Mannajer Erik Ten Hag. 

Sama halnya juga, Phil Foden yang tampil gemilang bersama Manchester City pada musim ini. Foden bisa dimainkan untuk mengisi posisi B. Saka di bagian kanan. 

Lalu, Belingham bisa digantikan oleh Henderson yang sudah makan garam bersama timnas Inggris atau pun Kalvin Phillips yang barusan sembuh dari cedera. 

Kendati demikian, di dua laga perdana di penyisihan grup, Southgate cenderung untuk memainkan pemain yang sama. Pola ini malah mendapat kritikan lantaran Southgate tak mampu memanfaatkan komposisi skuadnya untuk meningkatkan performa tim. 

Penghiburan Southgate adalah kesolidan lini belakang. Harry Maguire yang diduetkan dengan John Stone di jantung pertahan Inggris tampil solid. 

Maguire yang jarang diturunkan oleh MU pada musim ini seolah kembali menemukan performa terbaiknya di timnas Inggris. Bahkan Maguire menjadi salah satu permain terbaik timnas Inggris untuk dua laga terakhir. 

Pada laga terakhir di grup C, Southgate tak hanya menghadapi tantangan serius dari ambisi Wales yang mau  lolos. Kendati berada di posisi buncit grup dengan koleksi 1 poin, Wales masih berpeluang untuk lolos apabila menang kontra Inggris dan Iran kalah dari Amerika Serikat.

Ya, di grup C, empat tim masih berpeluang lolos bergantung pada hasil laga terakhir. 

Tantangan terbesar Southgate adalah memilih pemain yang tepat untuk laga krusial ini. Walau mengoleksi banyak gol dari tiga tim lainnya, Southgate perlu waspada pada semangat tim lawna. 

Untuk itu, seleksi pemain perlu mempertimbangkan setiap aspek, termasuk tuntutan dari laga yang dihadapi. Persoalannya, pemilihan pemain itu tak berbareng dengan hasil yang meyakinkan. 

Akibatnya, Southgate bisa kembali menanggung resiko dikritik. Hal ini sebenarnya bukanlah sesuatu yang baru untuk Southgate pada piala dunia kali ini. 

Sebelumnya, Southgate sudah mengalamiya tatkala dia mengumumkan seleksi pemain diturutsertakan ke Piala Dunia Qatar. Beberapa nama tak mendapat standar publik seperti pemamnggilan C. Gallagher.  

Ya, kritik pada keputusan Southgate menjadi tantangan tersamar untuk timnas Inggris. Efeknya bisa negatif. Terlalu peduli pada suara-suara dari luar lapangan bisa mempengaruhi pada konsentrasi tim secara umum. 

Maka dari itu, Southgate perlu mengontrol ruang ganti. Berupaya menyatukan para pemain agar tak masuk pusaran suara-suara miring yang muncul dan mengiringi performa para pemain selama turnamen piala dunia 2022.

Salam Bola

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun