Eksodus para pemain senior dari klub La Liga Spanyol, Real Madrid perlahan mulai terjadi pada beberapa musim terakhir. Status senior di sini, saya labelkan kepada para pemain yang sudah lebih dari 5 musim bermain dan berseragam Madrid.
Musim lalu, Sergio Ramos yang menjabat sebagai kapten tim memutuskan untuk pergi. Ketidaksepakatan antara dirinya dengan klub berakhir dengan kata perpisahan.
Setelah Ramos, kabarnya Marcelo juga akan pergi di akhir musim. Bek kiri asal Brasil ini sudah menjadi andalan Madrid selama satu dekade lebih. Boleh dibilang, Marcelo sudah membangun reputasinya sebagai salah satu legenda Madrid.
Pemain senior yang tertinggal sudah makin berkurang. Salah satunya, gelandang veteran Luka Modric.
Modric datang dari Tottenham Hotspur di tahun 2012. Berbeda dengan nasib Bale yang juga datang dari Tottenham, Modric mengalami masa-masa manis selama berseragam Madrid.
Menariknya, Modric bukanlah didikan akademi Madrid atau pun berakar kuat dengan tanah Spanyol. Dia dilirik dan direkrut berkat performa ciamiknya bersama Tottenham. Kendati dari latar belakang berbeda, Modric membangun tempatnya secara kuat di klub asal ibu kota Spanyol ini.Â
Di lini tengah Madrid, Modric menjadi pemain yang sulit tergantikan hingga saat ini. Konsistensinya membuat lini tengah Madrid begitu solid.
Selain pandai mengatur pola permainan, Modric juga mampu mencetak gol dengan tendangan-tendangan keras dari luar lapangan. Fisik dan kerja kerasnya menambah keseimbangan lini tengah Madrid.
Modric menjadi rekan yang cocok bagi Toni Kross dan Casemiro. Ketiganya membangun trio gelandang yang solid. Pada titik ini, Madrid pun perlu memikirkan opsi lain agar trio ini bisa digantikan oleh sosok yang tepat.
Konsistensi dan kesolidan Modric di lini tengah Madrid membuatnya sulit diganti. Boleh dibilang Madrid akan kesulitan ketika pemain timnas Kroasia ini nantinya pergi. Terlebih lagi, Madrid tak mempunyai pemain pengganti yang sepadan.