Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Arsenal Makin Tak Berdaya dan Manchester United Hadapi Persoalan yang Lama

23 Agustus 2021   06:50 Diperbarui: 23 Agustus 2021   06:48 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Arsenal kalah 0-2 dari Chelsea (23/8). Sumber foto: AFP/Ian Kington via Kompas.com

Arsenal mengalami kekalahan kedua pada musim ini. Kekalahan di dua laga perdana. Kali ini, Arsenal bertekuk lutut di bawah pasukan Thomas Tuchel, Chelsea.

2 gol bersarang ke gawang Arsenal. Derby London ini mempertegas status Chelsea sebagai favorit juara Liga Inggris pada musim ini dan sekaligus penguasa kota London.

Sebaliknya, kekalahan ini membuat Arsenal semakin terbenam. Terlihat tak berdaya untuk menghadapi kompetesi musim 2021/22.

Pekan ke-3 Arsenal akan melawat ke markas Manchester City. Laga yang tidak gampang. Laga ini bisa membuat Arsenal kembali ditekuk untuk ke-3 kalinya.

Kekalahan Arsenal menjadi alarm yang cukup serius. Kursi pelatih tim, Mikel Arteta bisa terancam.

Arteta masih terlihat sulit menjadikan Arsenal sebagai tim yang kompetetif, padahal Arsenal sudah merekrut beberapa nama baru pada musim ini. Terbilang Arsenal sebagai salah satu tim yang royal belanja pemain di Liga Inggris pada musim ini.  

Di hadapan Chelsea, Arsenal terlihat tak berdaya. Bersyukur hanya 2 gol yang bersarang ke gawang Arsenal.

Gol pertama yang dicetak oleh Romelu Lukaku ke gawang Arsenal mempertegas apa yang perlu dipelajari Arsenal dari Chelsea. Chelsea berhasil mendatangkan pemain yang memang sesuai kebutuhan tim, dan bukan sekadar pemain seturut kemauan pelatih.

Selain mencetak gol, Lukaku menjadi ancaman serius bagi Arsenal sepanjang laga. Ini menandakan bahwa Lukaku siap menjadi striker yang memberikan ancaman serius di liga Inggris pada musim ini.

Chelsea tak rugi mendatangkan kembali pemain timnas Belgia itu dengan harga yang mahal. 98 juta Euro. Kehadirannya menggenapi skuad Thomas Tuchel dalam mengarungi musim kompetesi 2021/22.

Kekalahan Arsenal kontra Chelsea mengulangi kekecewaannya di kandang Brentford. Tidak ada pembenahan berarti dari Arsenal dalam menghadapi kekuatan Chelsea di pekan ke-2.

Malahan, Arsenal begitu rapuh di depan pendukungnya sendiri. Akibatnya, bukannya suporter mendukung para pemain Arsenal untuk bangkit, malah mereka mendapat siulan ejekan.

Situasi yang cukup menyakitkan. Tanpa dukungan berarti dari suporter, penampilan tim bisa saja terus melempem dan tidak mengarah ke pembenahan.

Arsenal makin tak berdaya. Kekalahan dari Chelsea menempatkan Arsenal di zona degradasi. Memang, dua kekalahan perdana tidak menjadi tolok ukur.

Musim kompetesi masih panjang. Segala sesuatu masih bisa terjadi. Arsenal masih mempunyai kesempatan untuk berbenah sekaligus keluar dari ketakberdayaan.

Toh, tak ada tim yang sempurna. Di awal musim, semua tim mempunyai peluang yang sama.

Ambil contoh, Manchester United (MU) yang tampil percaya diri pada laga perdana ditahan imbang oleh Southampton 1-1. Laga seri ini seolah menunjukkan bahwa persoalan MU di musim lalu masih membekas, yang sulit untuk meladeni tim-tim kuda hitam, seperti Southampton.

Belum lagi, koneksi lini belakang dan gelandang bertahan kerap amburadul. Beruntung bagi MU, David De Gea tampil gemilang dalam menahan serangan lawan yang tercipta oleh keselalahn komunikasi lini belakang.

Southampton bermain rapat. Berhasil meredam koneksi Bruno Fernandes dan Paul Pogba sebagaimana yang terjadi di pekan pertama. Juga, kelincahan Jadon Sancho tertutup rapat di sisi kiri pertahanan.

Permainaan rapat ini ala Southampton membuat MU kehabisan ide. Southampton bermain begitu rapat sembari menanti kesalahan komunikasi di lini belakang MU.

Hasil imbang membawa MU kembali mendarat ke bumi. Persaingan meraih trofi Liga Inggris tak akan semulus seperti yang dibayangkan.

Masih ada hal yang perlu dibenahi, termasuk bagaimana Ole Gunnar Solksjaer memecahkan situasi di mana tim lawan cenderung bermain rapat dan hanya berharap serangan balik. Dari sisi kualitas MU, tim lawan akan berpikir dua kali untuk bermain terbuka.

Opsi yang selalu muncul adalah bermain bertahan dan mencari celah untuk melakukan serangan balik. Skenario Southampton berhasil.

Beberapa kali bek MU kewalahan dan De Gea harus menahan serangan Southampton. Juga, Mu berterima kasih karena Southampton tidak mempunyai lini depan yang bisa memberikan serangan balik yang efektif.  

Tak terlepas dari hasil, laga ini membuat MU kembali mendarat ke bumi. Masih ada beberapa aspek yang perlu dibenahi agar impian untuk meraih trofi pada musim ini bisa tercapai.  

Kendati nasib MU dan Arsenal berbeda, peta persaingan Liga Inggris akan berlangsung ketat. Dua laga perdana tidak akan menjadi tolok ukur, tetapi bisa menjadi pelajaran berarti.

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun