Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Meneropong Efek Kasus Edhy pada Peluang Anies di Pilpres

27 November 2020   07:41 Diperbarui: 27 November 2020   07:54 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prabowo dan Anies Baswedan. Sumber foto: Kompas.com/Kristianto Purnomow

Edhy Prabowo merupakan kader partai Gerindra yang dipercayakan masuk kabinet Jokowi-Maruf pada periode ke-2. Sebagai kader partai, Edhy seyogianya membawa dan menjaga nama baik partai di kabinet. Apalagi dia dan Prabowo Subianto datang dari partai oposisi pemerintah.

Sebagai partai oposisi pemerintah, sekiranya mereka bisa menunjukkan diri pantas berada di pemerintahan. Dengan ini, mereka bukan datang untuk mendapatkan kekuasaan semata. Akan tetapi, lebih dari itu mereka ingin membuktikan diri sebagai pihak oposisi yang bisa memimpin negara ini.

Ini pun bisa menjadi investasi bagi mereka dan partai. Dalam mana, publik bisa melihat kualitas mereka dan partai yang mereka wakili.

Namun, penangkapan Edhy seolah menjadi noda hitam bagi Edhy sendiri dan partai. Bagaimana pun, partai Gerindra ikut menjadi sasaran tembak. Datang sebagai mantan partai oposisi, Gerindra malah gagal menunjukkan diri sebagai partai yang bisa berada di kekuasaan pemerintahan.

Noda hitam ini bisa juga mempengaruhi Prabowo yang masih menjabat sebagai Ketua Umum Partai. Ini bisa menjadi gorengan tak sedap dari pihak-pihak yang bisa menjadi lawan politik dari Partai Gerindra.

Apalagi kalau partai Gerindra masih mau mengusung Prabowo sebagai calon presiden. Kasus ini menjadi salah satu topik untuk menyudutkan Gerindra dan Prabowo.

Tugas Gerindra di Pilpres agak berat apabila dipandang dari kasus yang menimpa kader mereka. Maka dari itu, reputasi karena noda hitam yang menimpa Edhy harus dibersihkan secepat mungkin. Tidak boleh menunggu iklim kontestasi mendekat dan Gerindra baru mulai melakukan pembersihan. Kalau tidak, nasib Prabowo pun akan serupa dengan masa-masa di dua Pilpres terakhir.

Pada titik lain, secara tidak langsung posisi para kandidat lain mengalami keuntungan. Salah satunya, Anis Baswedan yang sementara menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Anies terbilang sebagai salah satu figur yang kerap masuk dalam daftar bursa calon Presiden pada Pilpres 2024. Namun, belum ada kejelasan kendaraan politik siapa yang akan ditunggangi oleh mantan menteri Pendidikan di periode I masa pemerintahan Jokowi.

Beliau naik ke kursi nomor 1 DKI berkat jasa Gerindra. Gerindra berhasil membawa Anies dan diduetkan dengan Sandiaga Uno. Bahkan sosok Anies berhasil menempatkan Sandiaga yang merupakan kader partai sebagai wakilnya. Boleh jadi, pertimbangan popularitas menjadi alasan dari strategi tersebut.

Pada Pilpres mendatang Anies menjadi salah satu sosok popular. Sebagaimana pada Pilgub DKI Jakarta, partai-partai politik bisa kepincut untuk menggaetnya sebagai calon mereka di Pilpres mendatang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun