Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Kebaikan Hati Rashford Hancurkan Pesona Nagelsmann dan Peringatan bagi Cavani

29 Oktober 2020   07:40 Diperbarui: 30 Oktober 2020   00:17 1035
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para pemain Manchester United merayakan gol Marcus Rashford pada pertandingan Man United vs RB Leipzig pada fase grup Liga Champions 2020-2021 di Stadion Old Trafford, Kamis (29/10/2020) dini hari WIB. (Foto: AFP/ANTHONY DEVLIN via kompas.com)

Masuk pada menit ke-63 menggantikan Greenwood, Marcus Rahsford berhasil mencatatkan sejarah dengan klubnya, Manchester United. Dia menjadi pemain kedua MU yang berhasil mencetak hat trick sebagai pemain pengganti. 

Hal yang sama pernah dilakukan oleh pelatihnya di MU saat ini, Ole Gunnar Solksjaer. Solksjaer melakukannya dalam laga kontra Nontingham Forest pada Februari, 1999. Bedanya, Rashford berhasil melakukan itu di ajang Liga Champions.

Dengan tiga gol yang disumbangkan Rahsford dan dua gol dari Mason Grennwood (menit 21) dan gol dari Anthony Martial dari titik penalti (meniti 87), MU berhasil menghancurkan pesona pelatih muda Julian Nagelsmann.

Nagelsmann menjadi salah satu pelatih fenomenal musim lalu di Liga Champions. Dia berhasil membawa RB Leipzig hingga semifinal Liga Champions sebelum disingkirkan oleh PSG. 

Karena ini, banyak pihak yang membandingkan pencapaian dan cara kerja Nagelsmann serupa dengan apa yang dilakukan oleh Jose Mourinho sewaktu masih melatih FC Porto, Portugal.  

Tren positif masih diteruskan oleh Nagelsmann hingga musim ini. Untuk sementara, RB Leipzig berada di puncak klasemen Bundesliga Liga Jerman.

Nagelsmann tampil elegan dari pinggir lapangan. Mengenakan jas kombinasi warna hitam dan putih serta dasi berwarna perak, Nagelsmann menjadi perhatian fans di media sosial. Tidak sedikit orang yang melihat penampilan Nagelsmann serupa pergi ke acara pesta.

Melansir berita dari Daily Mail.com (29/10/20), bukan tanpa alasan Nagelsmann mengenakan pakaian seperti itu. Nagelsmann mengungkapkan bahwa pertandingan kontra MU merupakan laga yang spesial. Karena ini, dia perlu mengenakan pakaian yang spesial yang cocok untuk laga itu. Menurutnya pula, model pakaiannya merupakan style a la Inggris.

Namun, pesona Nagelsmann remuk di tangan Rashford dan kawan-kawan. Rahsford tidak egois. Terbukti, Rashford merelakan gol dari titik penalti ke rekannya, Martial. Andaikata dia tetap mengambil penalti itu, Rashford bisa mencetak 4 gol dalam laga ini.

Sikap ini menunjukkan karakter seorang Rashfrod. Rashford menarik perhatian media, bukan saja karena performa di lapangan sepak bola. Akan tetapi, ini karena kebaikan yang ditorehkan kepada anak-anak miskin.

Rashford mempunyai advokasi bagi anak-anak miskin. Dalam advokasinya itu, Rahsford berupaya menyediakan makanan untuk mereka. Tidak sampai di situ. Rashford bahkan menyerukan kepada pemerintah Inggris untuk melakukan hal yang sama.

Sebagai seorang pemuda, dia menjadi insipirasi di Inggris. Inspirasinya dituangkan lewat upayanya untuk menyediakan makanan bagi anak-anak miskin. Bahkan karena aksinya ini, pemerintah pun berencana untuk mensuport langkah dari pemain yang masih berusia 22 tahun ini.

"Cavani sekiranya sadar dan belajar: Insiden antara dirinya dengan Neymar di PSG tidak boleh terjadi di MU."

Dalam laga kontra RB Leipzig, Rashford menunjukkan pesonanya di lapangan hijau. Bukan dengan penampilan fisik, tetapi lewat performa ciamik. Tiga gol yang dicetak pad menit 74, 78, dan 90 mengenapi koleksi gol menjadi 4 gol pada Liga Champions musim ini.

Dalam laga kontra RB Leipzig, dia menghancurkan pesona Nagelsmann. Sementara, di luar lapangan Rashford membangun pesona seorang pemain profesional yang peduli pada orang-orang yang berkesusahan.

Dalam laga kontra RB Leipzig pula, pesona Rashford melenyapkan pesona Nagelsmann. Penampilan Nagelsmann luntur di hadapan keganasan Rahsford. Pemberian hadiah penalti kepada rekan setimnya menunjukkan sisi solider Rashford kepada rekan setim.

Barangkali Cavani melihat peristiwa ini. Pasalnya, Cavani dan Neymar sempat bentrok gara-gara hadiah penalti sewaktu Cavani masih berseragam PSG. Karena ini, mencuat isu tentang keretakan di antara para pemain. Hanya gara-gara penalti, pemain menjadi egois dan melupakan sesama rekan pemain.

Namun, Rashford tidak memedulikan nama. Terlihat dia peduli pada rekannya sendiri, Anthony Martial. Kepercayaan terbayar oleh Martial. Pun, Rashford berhasil mencetak satu gol di menit terakhir ke gawan RB Leipzig.

Dengan ini pula, Cavani sekiranya sadar dan belajar. Insiden antara dirinya dengan Neymar di PSG tidak boleh terjadi di MU. Kalau tidak itu bisa menjadi batu sandungan bagi Cavani yang baru bergabung dan masih berupaya menemukan performa terbaik bersama Setan Merah.

Rashford membawa kisah dari luar lapangan hijau ke dalam lapangan hijau. Nagelsmann barangkali sadar bahwa penampilan fisik bukanlah tujuan akhir dari sebuah laga. Pun, Cavani bisa belajar bagaimana membangun relasi di antara para pemain. Relasi itu terbangun lewat saling percaya dan kerendahan hati untuk mengakui pemain lain.

Salam Kasih

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun