Sri Mulyani sendiri merupakan salah satu sosok menteri yang sangat diandalkan di dalam kabinet Jokowi hingga saat ini. Dipercayakan pada periode pertama, keberadaannya kembali tidak digugat pada periode ke-2. Pastinya hal ini berkaitan dengan kinerja yang ditunjukan oleh Sri Mulyani.
Ahok dan Sri Mulyani adalah dua sosok berani. Mereka berani menerobos kemapaman. Mereka juga berani membuka aib, walau dampak dari membuka aib itu beresiko besar.
Di balik upaya kedua sosok ini, keduanya mempunyai cara yang berbeda.Ahok cenderung meledak hingga ledakannya mengundang reaksi banyak orang.
Alih-alih fokus pada intensinya, publik malah fokus pada komunikasi yang disampaikan oleh mantan gubernur DKI itu. Jadinya, isi seolah menjadi kabur di balik pelbagai catatan kritis pada komunikasi a la Ahok.
Berbeda dengan Ahok, Sri Mulyani terlihat mengambil langkah senyap. Komunikasi tanpa blak-blakan. Akan tetapi, setiap langkahnya kerap kali mengundang decak kagum. Tiba-tiba saja, sebuah persoalan yang melibatkan orang besar mencuat ke permukaan. Salah satunya adalah mencekal putera mantan Presiden Soeharto, Bambang Trihatmodjo melakukan perjalanan ke luar negeri.
Kalau tidak dicekal, barangkali publik tidak tahu apa yang terjadi pada salah satu putera Soeharto ini. Namun, karena ini, mata publik terbuka dan sambil menggeleng kepala pada upaya menteri keuangan. Berjalan dalam senyap dalam menghadapi persoalan yang dihadapi di departemennya. Â
Barangkali cara senyap Sri Mulyani menghadapi persoalan yang dihadapi di departemennya menjadi salah satu alasan Jokowi mempertahankannya di posisi depertemen keuangan.
Cara ini pula bisa menjadi contoh bagi Ahok. Belajar untuk bermain dalam senyap hingga membuat publik berdecak kagum dengan hasil yang terjadi.
Salam
Â