Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Ini yang Membedakan Ahok dengan Sri Mulyani dalam Menghadapi Masalah

19 September 2020   19:08 Diperbarui: 19 September 2020   19:21 611
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ahok yang menjabat sebagai Komisaris Utama Pertamina. Sumber foto: Kompas.com

Sosok Ahok kembali menjadi buah bibir publik tanah air. Gara-gara isi video yang termuat di YouTube, pria yang berposisi sebagai Komisaris Utama Pertamina ini mendapat pelbagai reaksi.

Sebagaimana sewaktu beliau masih menjabat posisi di kursi nomor 1 DKI Jakarta, catatan kritis pun tidak sedikit. Mereka menilai bahwa apa yang dilakukan oleh Ahok tidak pantas terjadi.

Ya, namanya dunia politik, kekeliruan yang dilakukan oleh lawan politik menjadi makanan empuk untuk diolah lewat bibir. Terlepas dari catatan kritis dari pelbagai pihak, kita sekiranya perlu melihat isi atau pesan yang disampaikannya.

Barangkali cara penyampaiannya yang tidak pantas. Maka dari itu, koreksi saja cara penyampaiannya tanpa menghilangkan isi pesan yang dikemukakan oleh mantan Gubernur DKI ini.

Catatan kritis hingga seruan pencopotan Ahok dari bangku Komut sekiranya tidak menghilangkan isi dari pembicaraan Ahok. Apa yang timpang itu mesti tetap menjadi sorotan kita. Dengan kata lain, apa yang disampaikannya itu bisa menyata lewat langkah konkret di tubuh Pertamina.

Pada titik ini, posisi Ahok sekiranya tetap dipertahankan. Daripada kita lebih fokus pada cara penyampaian pesannya, lebih baik kita fokus pada intensi yang mau dijalani oleh Ahok di Pertamina. Toh, pada akhirnya hasil dan tujuan dari apa yang dilakukan itu demi kebaikan bersama.

Terlepas dari kisah Ahok di beberapa hari terakhir, mungkin kita juga terkejut dengan realitas yang terjadi pada salah satu Putera Cendana, Bambang Trihatmodjo. Kabarnya, beliau mempunyai utang kepada negara.

Melansir berita dari Kompas. Com (19/9), utang dari Bambang Trihatmodjo itu merupakan piutang yang dipindahkan dari Kementerian Sekretariat Negara ke Kementerian Keuangan. Tidak tanggung-tanggung, utang itu terjadi sejak tahun 1997 sewaktu terjadi SEA Games XIX. Lebih dari dua puluh tahun lalu.

Gara-gara persoalan utang ini, nama Bambang Trihatmodjo sebagai salah satu putera Presiden Soeharto kembali muncul ke ingatan. Ya, sebagaimana anak-anak presiden pada umumnya, mereka kerap kali muncul di depan publik. Namun, kalau sudah jarang muncul, nama mereka pun bisa menguap bersama waktu.

Persoalan yang menimpa Bambang ini tidak lepas dari upaya Menteri Keuangan, Sri Mulyani. Bahkan di balik upaya untuk mengambil utang itu, Sri Mulyani juga mengeluarkan keputusan untuk mencekal kepergian Bambang Trihatmodjo ke luar negeri. Sungguh sebuah keputusan yang sangat berani.  

Bukan kali ini saja, Sri Mulyani berhadapan dengan keluarga Cendana. Melansir berita dari Kompas com (13/1/20), Sri Mulyani juga berhasil mengambil uang dari Tommy Soeharto bernilai 1,2 Triliun. Ini berhubungan dengan usaha bisnis Tommy yang mempunyai utang kepada negara.

Sri Mulyani sendiri merupakan salah satu sosok menteri yang sangat diandalkan di dalam kabinet Jokowi hingga saat ini. Dipercayakan pada periode pertama, keberadaannya kembali tidak digugat pada periode ke-2. Pastinya hal ini berkaitan dengan kinerja yang ditunjukan oleh Sri Mulyani.

Ahok dan Sri Mulyani adalah dua sosok berani. Mereka berani menerobos kemapaman. Mereka juga berani membuka aib, walau dampak dari membuka aib itu beresiko besar.

Di balik upaya kedua sosok ini, keduanya mempunyai cara yang berbeda.Ahok cenderung meledak hingga ledakannya mengundang reaksi banyak orang.

Alih-alih fokus pada intensinya, publik malah fokus pada komunikasi yang disampaikan oleh mantan gubernur DKI itu. Jadinya, isi seolah menjadi kabur di balik pelbagai catatan kritis pada komunikasi a la Ahok.

Berbeda dengan Ahok, Sri Mulyani terlihat mengambil langkah senyap. Komunikasi tanpa blak-blakan. Akan tetapi, setiap langkahnya kerap kali mengundang decak kagum. Tiba-tiba saja, sebuah persoalan yang melibatkan orang besar mencuat ke permukaan. Salah satunya adalah mencekal putera mantan Presiden Soeharto, Bambang Trihatmodjo melakukan perjalanan ke luar negeri.

Kalau tidak dicekal, barangkali publik tidak tahu apa yang terjadi pada salah satu putera Soeharto ini. Namun, karena ini, mata publik terbuka dan sambil menggeleng kepala pada upaya menteri keuangan. Berjalan dalam senyap dalam menghadapi persoalan yang dihadapi di departemennya.  

Barangkali cara senyap Sri Mulyani menghadapi persoalan yang dihadapi di departemennya menjadi salah satu alasan Jokowi mempertahankannya di posisi depertemen keuangan.

Cara ini pula bisa menjadi contoh bagi Ahok. Belajar untuk bermain dalam senyap hingga membuat publik berdecak kagum dengan hasil yang terjadi.

Salam

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun