Hal itu mesti dipersiapkan secara matang oleh tim Prabowo agar kritikan Amien Rais tidak menggoncankan keterlibatan Prabowo di pilpres. Bagaimana pun, Amien Rais kerap hadir dengan suara-suara tajam yang bisa mengganggu pikiran.
Lebih jauh, Amien Rais bisa saja tetap mendukung Prabowo. Itu bergantung pada kepentingan yang ada di antara kedua belah pihak. Hemat saya, kedua belah pihak bersatu di Pilpres karena ada kepentingan politik di antara kedua belah pihak.
Prinsipnya, ini bergantung pada Prabowo sendiri. Bergabung dengan Amien Rais berarti siap mengorbankan hal-hal yang tidak selaras dengan pikiran Amien Rais, termasuk melepaskan keterikatan dengan Jokowi dan PDIP. Pengorbanan ini tentunya bisa menjadi hambatan yang besar bagi Prabowo. Pasalnya, PDIP merupakan salah satu partai yang mempuyai pengaruh besar di akar rumput. Tentunya, pengaruh ini sangat berguna bagi Prabowo untuk meraih suara.Â
Sebaliknya, andaikata Prabowo memilih untuk pisah dari Amien Rais, beliau harus siap mental menerima kritikan mantan politikus partai PAN ini. Sebagaimana Jokowi yang mempunyai mental kuat dalam menerima pelbagai kritikan Amien Rais, begitu pun Prabowo ketika mereka berpisah dalam kontestasi pilpres 2024. Â
Lebih jauh, Amien Rais bisa saja melihat peluang dari gerakan Koalisi Aksi Menyelematkan Indonesia (KAMI). Pada saat peluangnya itu lebih besar untuk kepentingan politik, Amien Rais bisa melirik KAMI dan melupakan Prabowo.
Jadinya, Prabowo harus siap-siap tanpa dukungan Amien Rais. Kecuali jika Prabowo juga gabung ke kubu KAMI dan Amien Rais. Peluang dukungan pasti ada. Pendeknya, di dunia politik semuanya bisa terjadi. Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI