Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketika Anak Menyembunyikan Rahasia Mereka dari Orangtua

24 Juni 2020   18:53 Diperbarui: 24 Juni 2020   18:51 844
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak menyembunyikan rahasia. Sumber foto: Pexel.com

Kita menyimpan sesuatu sebagai rahasia karena hal itu sangat sensitif, bisa merugikan orang lain, dan isinya sangat penting. Kita hanya mengatakan rahasia kita itu kepada orang yang kita sangat percayai. Tidak sembarang orang.

Kepercayaan itu terlahir karena kita yakin jika orang yang mengetahui dan mendengar rahasia kita itu tidak membeberkannya kepada orang lain. Sama seperti kita, dia juga akan menyimpan rahasia itu rapat-rapat. Membuka rahasia kita itu sama halnya dengan mengakhiri sebuah relasi.

Biasanya, kita tidak berbicara rahasia kepada sembarang orang. Kita betul-betul selektif. Bahkan orang-orang yang selalu berada di dalam kehidupan kita setiap hari belum tentu masuk kriteria untuk dijadikan tempat penyimpanan dan peluapan rahasia kita.

Ya, tidak sedikit anak yang menyembunyikan rahasia mereka dari orangtua. Orangtua baru mengetahui rahasia itu atau sadar jika anak mereka menyimpan rahasia jika rahasia itu mempunyai dampak tertentu bagi anak. Terlebih lagi, jika dampak dari rahasianya sangat negatif.

Umumnya, sangat beresiko menyembunyikan rahasia dari orangtua. Terlebih lagi, jika anak masih sangat kuat bergantung kepada orangtua.

Dalam arti, anak masih sulit mengambil keputusan tertentu. Pada situasi seperti itu, anak memerlukan orangtua sebagai topangan untuk membuat sebuah keputusan atau juga memberikan solusi.

Sepupu saya hamil sewaktu masih berada di bangku kuliah. Dia berkuliah di salah kota di pulau Jawa. Ini terjadi di awal tahun 90-an. Situasinya sangat berbeda. Saluran komunikasi belum lancar seperti sekarang ini.

Waktu itu, menyebut jarak antara Flores dan Jawa serupa dengan jarak antara dua negara. Transportasi belum begitu lancar seperti sekarang ini.

Orangtuanya agak shock saat mendengar kabar dari putri mereka di pulau Jawa. Perasaan ini timbul karena itu berada di luar pikiran mereka. Terlebih lagi, mereka ini termasuk keluarga yang dipandang terhormat di tengah masyarakat.

Belum lagi faktor sosial dan budaya. Hamil di luar pernikahan dipandang sebagai aib dari keluarga dan lingkungan sosial. Karenanya, banyak yang menyesalkan peristiwa ini dan melihat dengan kaca mata negatif.

Situasi belasan tahun ini sangat menarik untuk dicermati. Andaikata sepupu saya menyembunyikan kehamilannya itu, bisa saja peristiwa berbeda yang terjadi. Tetapi dia tidak menyembunyikan rahasianya itu dari orangtuanya. Dia percaya jika orangtuanya menjadi solusi terbaik atas persoalannya.

Dia pulang ke rumah. Melepaskan kuliahnya untuk sementara waktu. Setelah melahirkan, dia kembali berkuliah. Setelah menyelesaikan kuliahnya, dia menikah. Saat ini, anaknya sudah berada di bangku kuliah.

Andaikata sepupu saya menyimpan rahasianya bersama dengan pacarnya, bisa saja situasi berbeda terjadi. Atau juga, mengubur rahasia itu dengan cara yang salah. Misalnya, lewat pengguguran.  

Seorang anak berani berbicara tentang rahasia mereka, apalagi rahasia yang sangat sensitif karena mereka percaya orangtua adalah solusi atas persoalan mereka. Tetapi, jika mereka melihat orangtua bukan solusi, bisa jadi mereka tidak berani untuk berbicara tentang rahasia yang mereka sembunyikan.

Mereka bisa berbicara kepada orang lain. Orang yang lebih dipercayai. Tetapi kalau tidak ditemukan orang yang dipercayai, anak bisa mengambil jalan pintas agar bisa berlalu dari rahasia yang disimpannya.

Hemat saya, banyak anak yang mengambil jalan pintas, seperti menggugurkan kehamilan mereka, terjun ke dunia obat-obatan terlarang, bunuh diri, dan jalan-jalan negatif lainnya karena mereka tidak menemukan sosok yang bisa menjadi solusi dari persoalan mereka. Mereka tidak menemukan figur yang bisa menjadi tempat untuk menyimpan rahasia mereka.

Biasanya, orang gampang berbicara tentang rahasia kepada seseorang jika mereka yakin dan percaya kepada orang itu. Tetapi kalau tidak, sangat susah untuk berbicara tentang rahasia tersebut.

Menyimpan rahasia sendiri sangatlah penting. Tetapi ada rahasia yang sangat sensitif dan menjadi beban batin. Karena ini, kita perlu berbagi kepada orang lain. Tujuannya, agar rahasia itu tidak menjadi beban batin.

Sekiranya orangtua menjadi tempat penyimpan rahasia yang tepat bagi seorang anak. Rahasia itu bisa ditutup rapat. Kalau rahasia itu membutuhkan solusi, orangtua seyogianya menjadi pemberi solusi yang bisa menenangkan anak dari beban batin karena rahasi yang tersimpan itu.

Gobin Dd

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun