Mohon tunggu...
Donyawan Maigoda
Donyawan Maigoda Mohon Tunggu... Penulis - Content Writer | Novelis| SEO Writer| Owner PT Xinxian Boba Indonesia

Hanya manusia biasa yang hobi menulis saat sedang gabut

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ketika Hukum Menjadi Pertunjukan

13 Agustus 2023   16:40 Diperbarui: 13 Agustus 2023   16:56 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Ruang Sidang, Sumber: istockphoto.com

"Tapi pada akhirnya, ini adalah kehidupan nyata yang sedang dimainkan. Apakah kita ingin mengambil risiko dengan mengeksploitasi nasib seseorang demi hiburan?" Amara tersenyum tipis.

Sementara itu, drama hukum terus berlanjut. Pengadilan Negeri Jiwakarta telah memutuskan bahwa Tara Pradipta terbukti bersalah dan dijatuhi hukuman mati. Namun, Tara Pradipta tidak begitu saja menyerah pada takdir. Ia mengajukan banding, mengangkat isu-isu teknis yang lebih rumit daripada teka-teki silang, dan membuat para ahli hukum dan rakyat Bharatnagara semakin terbelah.

Pengadilan Tinggi Manggala juga memutuskan dengan keputusan yang sama, memperpanjang pementasan drama ini. Rakyat Bharatnagara semakin tergila-gila dengan skenario yang semakin tak terduga. Mereka seperti penonton fanatik yang terhipnotis oleh plot yang semakin rumit.

Di tengah keramaian kota, Reza dan Amara kembali bertemu di sebuah toko buku. Kali ini, mereka berbicara sambil merenungkan papan pengumuman tentang permohonan kasasi Tara Pradipta.

"Reza, apakah semua ini masih layak disebut hukum? Ataukah ini hanya pertunjukan yang mengaburkan tujuan sejatinya?" Amara bertanya.

"Aku tak tahu lagi. Semua ini semakin rumit dan aneh. Mungkin kau benar, Amara, kita harus lebih kritis dalam menyikapi ini." Reza menggumam.


Akhirnya, tiba saat yang dinantikan semua orang. Saat itu, di layar televisi di toko buku, Damar Wicaksana kembali muncul dengan senyuman dramatisnya. Rakyat Bharatnagara menanti putusan Mahkamah Agung yang akan menjadi penutup dari pertunjukan hukum yang tak masuk akal ini.

Di tempat lain, Rakyat Bharatnagara berkumpul di alun-alun kota. Mereka berkumpul di depan layar televisi besar yang telah dipasang untuk menyiarkan pengumuman putusan terakhir. Sorak-sorai dan bisikan-bisikan riuh terdengar di antara kerumunan yang menantikan akhir dari pertunjukan yang semakin lama semakin membingungkan.

Damar Wicaksana muncul di depan kamera dengan senyuman yang lebar, seperti bintang utama dalam serial drama. Dengan suara yang menggelegar, ia memulai pengumuman yang akan mengakhiri drama hukum yang telah menghentak Bharatnagara.

"Rakyat Bharatnagara, kalian telah menanti dengan sabar dan semangat yang luar biasa. Hari ini, Mahkamah Agung dengan penuh pertimbangan dan kebijaksanaan kami yang tak tertandingi, memutuskan bahwa Tara Pradipta akan dihukum penjara seumur hidup!" Seru Damar Wicaksana dengan semangat, seperti memberi kabar kemenangan tim nasional dalam pertandingan besar.

Pemandangan yang tak terduga pun terjadi. Rakyat Bharatnagara tampak bingung, beberapa tertawa, yang lain menggelengkan kepala. Tidak ada yang benar-benar tahu apa yang sedang terjadi. Drama hukum yang telah berlangsung selama berbulan-bulan akhirnya berakhir dengan keputusan yang penuh ironi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun