Mohon tunggu...
Doni Hutabarat
Doni Hutabarat Mohon Tunggu... mahasiswa

mahasiswa prodi Teknik Industri

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Mengapa Work-Life Balance Harus Dimulai dari Desain Tempat Kerja?

28 Mei 2025   22:08 Diperbarui: 28 Mei 2025   22:27 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kenyaman dalam bekerja (Sumber: AI)

Keseimbangan antara kehidupan pribadi dan profesional bukanlah sekadar tren saat ini. Ini merupakan kebutuhan fundamental bagi setiap individu yang bekerja. Beban kerja  fisik dan  mental yang  berlebihan dapat  menyebabkan kinerja  para pekerja  menurun dan  memungkinkan pekerja  melakukan kesalahan dalam bekerja (Orlian &Ratna, 2020). Teknik Industri muncul sebagai jawaban dengan pendekatan berbasis sains untuk merancang lingkungan kerja yang efektif dan ramah bagi manusia. Proses merancang tempat kerja yang optimal dimulai dengan pengaturan area, pencahayaan, suhu, serta aspek ergonomi dari alat yang digunakan. Semua elemen ini ditujukan untuk mengurangi tekanan fisik dan mental. Strategi ini tidak hanya meningkatkan efisiensi, tetapi juga membantu mengurangi kelelahan. Teknik Industri mengutamakan penyesuaian sistem kerja sesuai dengan kapasitas manusia. Prinsip ini dikenal sebagai menyesuaikan tugas dengan individu. Konsep ini memastikan bahwa semua pekerjaan dapat dilakukan dengan nyaman dan aman. Desain yang tidak memadai dapat berakibat pada kelelahan yang berkepanjangan, ketegangan otot, serta stres mental. Dalam jangka panjang, efek ini dapat merugikan kinerja serta kesehatan. Oleh karena itu, pembuatan rencana tempat kerja harus menjadi perhatian utama bagi setiap perusahaan.

Ergonomi adalah faktor utama dalam merancang ruang kerja yang sehat. Analisis kerja dalam Teknik Industri digunakan untuk mengidentifikasi cara terbaik dalam menentukan posisi, peralatan, dan metode kerja. Melalui strategi tersebut, kemungkinan terjadinya kecelakaan di tempat kerja berkurang secara signifikan. Karyawan dapat lebih berkonsentrasi karena lingkungan kerja mendukung efektivitas mereka. Penelitian menunjukkan bahwa desain yang ergonomis dapat meningkatkan kepuasan karyawan hingga 30 persen. Teknik Industri juga memperhatikan faktor kesehatan dalam jangka panjang. Sebagai contoh, pengaturan meja kerja dirancang untuk mencegah rasa sakit di punggung. Atau pencahayaan yang memadai diupayakan untuk mencegah kelelahan pada mata. Setiap elemen ini secara langsung mendukung keseimbangan antara kehidupan dan pekerjaan. Karyawan yang merasa nyaman dan sehat cenderung memiliki kinerja yang lebih baik, lebih setia, dan lebih bahagia. Hal ini menjadi investasi penting bagi perusahaan.

Teknik Industri: Membangun Sistem Kerja yang Seimbang dan Fleksibel

Teknik Industri juga memainkan peran penting dalam menciptakan sistem kerja yang adaptif. Lewat perencanaan dan analisis proses kerja, penjadwalan dapat dikelola dengan cara yang fleksibel. Jenis sistem ini memberikan kesempatan bagi pekerja untuk menyelaraskan tempo kerja mereka dengan kebutuhan pribadi mereka. Di samping itu, penerapan teknologi informasi memperlancar pengaturan kerja dari jarak jauh. Teknik Industri menggabungkan elemen manajemen operasional, ergonomi, dan efisiensi ke dalam satu sistem kerja yang holistik. Desain kerja yang fleksibel mencakup lebih dari sekadar waktu kerja, melainkan juga pengaturan beban kerja yang adil dan realistis. Pekerja tidak perlu mengorbankan waktu pribadi untuk menyelesaikan tugas pekerjaan. Dengan pendekatan ini, keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi bukan sekadar angan-angan. Itu menjadi pencapaian nyata hasil dari perencanaan sistem kerja yang berbasis pada prinsip Teknik Industri.

Referensi

Hartati, O. C., Fathimahhayati, L., & Gunawan, S. (2022). Analisis Pengaruh Beban Kerja Fisik dan Mental terhadap Produktivitas Karyawan PT. SLJ Global Tbk Samarinda. ARIKA, 16(2), 83–96.

Maghfyra, Y., & Larassati, D. A. (2024). Membangun Budaya Kerja Sehat dan Berkinerja Tinggi: Mengintegrasikan Work-life balance dalam Manajemen Kantor melalui Penerapan Ergonomi dan K3. Indonesian Journal of Public Administration Review, 1(2), 15-15.

Radhwa T, D. A., & Danish Al-G , M. (2024). MENINGKATKAN KENYAMANAN DAN KESEJAHTERAAN DI TEMPAT KERJA: PERAN ERGONOMI DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KARYAWAN. Neraca: Jurnal Ekonomi, Manajemen Dan Akuntansi, 2(5), 671–680 .

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun