Mohon tunggu...
H.D. Silalahi
H.D. Silalahi Mohon Tunggu... Insinyur - orang Tigarihit

Military Enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Timnas Indonesia Butuh Pengatur Tempo Permainan

11 September 2020   13:52 Diperbarui: 12 September 2020   00:18 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
akademi sepakbola La Masia (sumber :rendyrisma.wordpress.com)

Di Indonesia, mencari pemain yang mampu memerankan playmaker sekaligus pengatur tempo memang sangat sulit, seperti mencari jarum di tumpukan jerami. Kualifikasi berat, yang mengharuskan pemain memiliki intelegensia dan visi bermain diatas rata-rata semakin mempersulit keadaan. 

Infrastruktur dan sistem pengembangan pemain muda di Indonesia memang belum bisa menyamai sistem pelatihan pemain muda di Eropa. Sebagaimana di Eropa, selain menerima pendidikan sepakbola, para pemain muda, juga dibekali dengan pendidikan formal. Pendidikan formal dibutuhkan pemain bola untuk melatih kecerdasan mental dan otak.

akademi sepakbola La Masia (sumber :rendyrisma.wordpress.com)
akademi sepakbola La Masia (sumber :rendyrisma.wordpress.com)

Kalaulah Indonesia mempunyai akademi sepakbola seperti La Masia atau akademi sepakbola Ajax Amsterdam, timnas tidak akan kesulitan mencari bakat yang berpotensi menjadi pemain pengatur tempo.

Indonesia memang mempunyai sekolah olahraga seperti SKO Ragunan, tetapi anggaran yang minim membuat sistem pengembangan atlet muda yang dididik di sana belum maksimal. 

Laman berita Idntimes.com pernah memberitakan, para atlet di SKO Ragunan sering mengeluhkan keterlambatan pembayaran uang saku dan fasilitas latihan yang harus dibeli dengan uang pribadi, sangat mengenaskan. 


Bagaimana mencetak atlet berprestasi kalau untuk memenuhi kebutuhan dasar atlet saja, pihak sekolah harus pontang-panting.

Untuk jangka panjang sepertinya pemerintah harus memaksimalkan fungsi sekolah atlet yang sudah ada, atau boleh saja PSSI yang turun tangan mendirikan akademi sepakbola yang kredibel. 

Untuk jangka pendeknya, Shin Tae Yong bisa memaksimalkan duet Evan Dimas - Zulfiandi di lapangan tengah. 

Harapan ke depan, sebagai penggemar sepakbola lokal, penulis berharap, mudah-mudah-an timnas sepakbola dan klub di Liga Indonesia bisa bermain konstan dalam kurun waktu 90 menit. 

Tidak seperti yang kita saksikan sekarang ini, di babak pertama bermain dengan tempo secepat mobil Ferrari, di babak kedua malah bertransformasi selaju becak dayung.

Jikalau ada yang kurang berkenan dengan materi tulisan ini, penulis mohon untuk dimaafkan

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun