Kebalikan dengan harapan mantan kapten Italia, Fabio Cannavaro, "FinalPiala Dunia 2010 antara Belanda dan Spanyol akan menjadi pertandingan yang indah. Kedua tim sedang dalam kondisi sempurna dan semua pemain mereka fit untuk diturunkan...." Konon laga itu akan mampu mengurai segalanya, membuat semua perhatian tertuang kesana. Tak akan ada kepedihan saat pendukung tim nasional Belanda dan Spanyol yang berlaga berangkat menuju Stadion Soccer City, Johannesburg, Afrika Selatan pada tanggal 11 Juli 2010. Siapa saja mempunyai hak memiliki jagoannya masing-masing. Legenda sepak bola Belanda, Johan Cruyff tampak agak bingung akan menjagokan siapa, karena pada dasarnya ia adalah eksekutor di lapangan dan pengembang tradisi sepak bola indah. Ingatan kita akan melayang pada Final Piala Dunia 1974, walau pun Belanda takluk 1 - 2 dari tuan rumah Jerman, mereka mampu menyuguhkan permainan sepak bola yang hebat melalui suguhan total football. Masyarakat pecinta bola dunia tak akan melupakan kenangan hebat akan final ini. Lihatlah Cruyff bukan tanpa alasan bila ia mendukung permainan indah Spanyol, Belanda secara perlahan meninggalkan akar dan kultur sepak bola indah yang ditularkannya. Seperti kata pelatih tim nasional Belanda - Bert van Marwijk, "Final tahun 1974, Belanda tampil sangat hebat melawan Jerman, tetapi kalah di akhir laga yang seharusnya kami menangi, karena kami memainkan sepak bola yang luar biasa."