Mohon tunggu...
Don Zakiyamani
Don Zakiyamani Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Kopi Senja

personal web https://www.donzakiyamani.co.id Wa: 081360360345

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Gerakan Hemat Air Saat Berwudu

8 September 2019   17:26 Diperbarui: 11 September 2019   21:23 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tiap kali datang ke masjid dan melihat kaum muslimin berwudu muncul pertanyaan; "apakah mereka tidak paham hadist nabi yang mengatakan mubazir merupakan perbuatan syaitan?". Kalau paham, mengapa mereka senang bicara ketikan kran air dibuka. Mengapa mereka tidak bicara saja tanpa membuka kran air.

Fenomena itu bukan hanya di masjid-masjid perkotaan. Di masjid kampung sekalipun air untuk berwudu banyak terbuang. Anehnya mereka marah-marah ketika air tiba-tiba habis. Padahal itu ulah manusia yang tidak pandai bersyukur. Sungguh aneh memang, beribadah namun di sisi lain melakukan dosa. 

Jakarta sebagai megapolitan pastinya memiliki problema tersebut. Air bersih semakin langka namun pola konsumsi tidak berubah. Ujung-ujungnya malah menyalahkan Pemprov Jakarta. Benar bahwa warga Jakarta berhak atas air bersih akan tetapi sudahkah warga Jakarta berhemat air, minimal ketika wudu.

Meski kecil tapi bayangkan apabila dikalkulasikan. Berapa hari per liter air yang terbuang percuma hanya karena keegoisan kita saat berwudu. Menurut saya masjid-masjid di Jakarta mesti membuat imbauan di tempat berwudu agar jamaah salat tidak membuang-buang air wudu. Pergunakan air seperlunya.

Budaya sekaligus syariat ini perlu ditekankan, perlu dilestarikan. Air bersih semakin langka harus diakui. Dan perilaku mubazir menjadi salah satu sebabnya. Kita selalu berpikir air tak akan habis. Padahal air bisa habis. Dan pada saat itu terjadi kita baru sadar bahwa kitalah penyebabnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun