Mohon tunggu...
Don Zakiyamani
Don Zakiyamani Mohon Tunggu... Penulis - Penikmat Kopi Senja

personal web https://www.donzakiyamani.co.id Wa: 081360360345

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hadapi "Hate Speech" dengan Senyuman

18 September 2017   05:30 Diperbarui: 18 September 2017   07:08 953
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto: dw.com

Hate speech is speech which attacks a person or group on the basis of attributes such as race, religion, ethnic origin, sexual orientation, disability, or gender

Ujaran atau ungkapan kebencian, penghinaan bahkan sumpah serapah, belakangan ini begitu sering kita baca. Harus diakui kebebasan berpendapat setelah reformasi bergulir adalah anugerah yang disalah gunakan. Kita senang diatas derita orang lain, kita senang bila orang lain menjadi korban ujaran kebencian kita.

Sosial Media merupakan alat penyampaian paling familiar sekaligus efektif dan efisien. Kita tak mungkin mampu melarang pengguna sosmed untuk bersikap dan merespon sesuatu sesuai kehendak kita.Lalu bagaimanakah kita menghadapi Hate Speech?

saya ingin berbagi tips singkat ketika tulisan dan pendapat kita dihina sehina-hinanya. 

1. Bersyukur

kita patut bersyukur ketika tulisan kita dikomentari walaupun dengan komentar yang sangat menghina bahkan fitnah. harus kita syukuri karena komentator adalah pembaca tulisan kita.


2. Menulis

Setelah tulisan atau status kita dikomentari secara negatif maka jalan selanjutnya setelah bersyukur adalah menulis lagi. Banyak tempat bagi kita menulis, misalnya di kompasiana.com. selain bersifat nasional, kompasiana akan selalu menampung tulisan kita walaupun masih amatiran.

3. Sosialisasi

Setelah menulis selanjutnya bersosialisasi dengan teman atau keluarga. Hal itu akan menumbuhkan sikap intelektual sekaligus sifat sosial kita. mintalah pendapat mereka terkait tulisan terbaru yang kita tuliskan.

4. Membaca

Kegiatan membaca akan menambahkan susunan syaraf kita sekaligus akan menambah pengetahuan kita. Membaca akan sangat efektif untuk mencegah hal yang bersifat negatif terutama ketika hinaan datang kepada kita.

5. Jangan Menyerah

Kebanyakan kita akan menyerah bila karyanya dihina, padahal putus asa adalah tujuan dari orang-orang menghina kita tadi. Mereka ingin kita sedih dan berputus asa sehingga mengucapkan kata-kata cacian dan makian. 

Percayalah para penghina kita adalah orang-orang yang butuh perhatian. Mereka berharap mendapat respon atas apa yang mereka ucapkan/tuliskan. Kita akan selalu menghadapi orang-orang yang begitu, dimanapun kita berada.

Pengalaman saya setelah menulis di beberapa media online begitu, mereka mencaci tulisan saya, beranggapan saya pro ini dan pro itu. Saya tidak merespon tulisan-tulisan tersebut kecuali dengan menulis artikel lain. Cacian mereka malah menambah vitamin saya untuk terus mengirimkan artikel ke media online yang mau menampungnya.

Satu hal yang kita sepakati bersama, kita tak akan mungkin mampu membuat semua pembaca setuju dengan kita. Sisi lainnya, kita tak perlu merespon pendapat negatif. Semaksimal mungkin tersenyumlah dengan komentar-komentar negatif tersebut.

Bila ujaran kebencian diladeni dengan energi positif, dengan sendirinya akan lenyaplah ujaran tersebut, jangan tergoda untuk marah apalagi membalas dengan cacian pula. Kotoran akan lenyap dilautan samudera, kita harus menjadi lautan itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun