Kedua, Mendukung Kedaulatan Pangan dan Peternakan Berkelanjutan
Kalimantan memiliki lahan yang luas dan sebagian besar belum tergarap secara optimal untuk sektor peternakan.Â
Dengan dibukanya program studi kedokteran hewan, akan tersedia tenaga ahli yang dapat membantu pengembangan peternakan rakyat, memperkuat sistem biosekuriti, mencegah zoonosis, serta meningkatkan produktivitas ternak lokal.
Dalam konteks kedaulatan pangan, keberadaan dokter hewan menjadi elemen vital untuk menjamin keamanan dan kesehatan pangan asal hewan.Â
Apalagi, Kalimantan juga menjadi jalur strategis perdagangan hewan dan produk hewani lintas provinsi dan negara. Tanpa pengawasan yang memadai dari tenaga kesehatan hewan, risiko penyebaran penyakit seperti flu burung, antraks, atau PMK (Penyakit Mulut dan Kuku) akan terus membayangi.
Ketiga, Mendekatkan Akses Pendidikan Tinggi Kedokteran Hewan bagi Putra-Putri Daerah
Banyak siswa asal Kalimantan yang bercita-cita menjadi dokter hewan harus menempuh pendidikan jauh ke luar pulau, seperti ke IPB, UGM, Unair, atau UB.Â
Ini tidak hanya membebani secara ekonomi, tetapi juga berdampak pada rendahnya jumlah lulusan kedokteran hewan yang kembali dan mengabdi di daerah asalnya.
Dengan adanya kampus kedokteran hewan di Kalimantan, generasi muda Kalimantan akan memiliki akses yang lebih mudah untuk menempuh pendidikan tinggi di bidang ini.Â
Hal ini juga akan mendorong pemerataan sumber daya manusia di bidang kesehatan hewan dan peternakan di seluruh Indonesia.
Keempat, Menunjang Ibu Kota Nusantara (IKN) dan Pusat Pertumbuhan Baru