Mohon tunggu...
Iwan Berri Prima
Iwan Berri Prima Mohon Tunggu... Pejabat Otoritas Veteriner

Dokter Hewan | Pegiat Literasi

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Praktik Baik Mencegah Ular Masuk Permukiman Warga

7 September 2025   07:04 Diperbarui: 7 September 2025   15:15 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Ular di Permukiman Warga (Sumber: Kompas.com/Dok. Damkar Kabupaten Bogor)

Beberapa waktu terakhir ini, berita tentang ular yang masuk ke permukiman warga semakin sering kita dengar. Mulai dari Aceh, Bintan, bahkan hingga Bogor. Kisah warga yang panik karena kedatangan tamu tak diundang berupa ular, tampaknya menjadi pemandangan umum di berbagai media. 

Misalnya, seperti dilaporkan hariankepri.com (5 September 2025), seekor ular piton masuk ke kandang ayam milik Suhartoyo, warga Tanjunguban, Bintan Utara.

Di Aceh Barat, sebagaimana dilansir rri.co.id (29 Agustus 2025), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) harus turun tangan mengevakuasi ular yang masuk ke rumah kos warga. 

Bahkan, di Bogor (Kompas.com, 4 September 2025), rencana memasak seorang ibu di dapurnya batal gara-gara mendapati ular sanca besar sudah melingkar di dalam rumah.

Kalau membaca berita-berita ini, spontan muncul rasa ngeri sekaligus heran, kenapa ular-ular ini semakin sering "main" ke lingkungan manusia? 

Apakah hanya kebetulan, atau memang ada sesuatu yang salah dengan pola tata ruang kita?

Nah, di sinilah pentingnya membicarakan praktik baik untuk mencegah ular masuk ke permukiman. Bukan hanya soal menyingkirkan ular yang sudah telanjur masuk, tapi juga bagaimana cara mencegahnya sejak awal.

Mengapa Ular Masuk ke Permukiman?

Sebelum bicara soal pencegahan, kita harus paham dulu penyebabnya. Ular tidak serta-merta "ingin bertamu" ke rumah manusia. Menurut penulis, setidaknya Ada empat alasan alasan logis yang membuat ular mendekat ke lingkungan kita, diantaranya:

Pertama, Perubahan Habitat.

Data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyebutkan, Indonesia kehilangan sekitar 650 ribu hektar hutan setiap tahunnya (periode 2019--2023). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun