Mohon tunggu...
Dodi Kurniawan
Dodi Kurniawan Mohon Tunggu... Guru - Simplex veri sigillum

Pengajar di SMA Plus Al-Wahid

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Aykah: Inspirasi Pohon Eywa dalam Film Avatar?

15 Maret 2024   06:08 Diperbarui: 15 Maret 2024   07:13 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pohon Eywa https://id.pinterest.com/pin/465278205223113217/

Dan kejutan literasi daras Qur'ani belum berhenti sampai di sana. Ada beberapa sumber yang berteori bila penulisan al-Aykah memiliki rasm seperti Laykah merupakan sindiran semiotis  untuk kebiasaan buruk kaum Nabi Syu'aib yang suka mengakali timbangan atau sukatan (Arab: Kayl). Perhatikan transposisi huruf kaf dan lam pada kata Layk(ah) dan Kayl. Sungguh mengesankan!

Saya sendiri, di luar fenomena kebahasaan tadi, menaruh perhatian pada kemiripan nama antara pohon Ayk dengan pohon Ek atau Oak. Menurut laman Greeners:

Kata 'ek' sebenarnya berasal dari bahasa Belanda eik, sedangkan oak merupakan julukan dalam bahasa Inggrisnya. Penamaan tersebut tidak merujuk pada satu spesies tanaman, melainkan ratusan spesies flora.

Secara klasifikasi, anggota pohon oak berasal dari famili Fagaceae atau kastanye-kastanyean. Mereka umumnya masuk dalam genus Quercus, serta beberapa genus lain seperti Cyclobalanopsis dan Lithocarpus.

Di tanah air, spesies pohon oak yang ditemukan adalah pasang jambe (Q. gemelliflora) dan mempening (Q. argentata). Keduanya berkerabat dengan pohon oak atau ek biasa, yakni spesies Q. robur.

Masih seperti dilansir Greeners, ketika mencapai usia dewasa, pohon oak dapat tumbuh hingga setinggi 44 meter. Ketinggiannya memang tak dapat menyaingi pohon redwood pantai, tetapi mereka mempunyai diameter batang yang sangat lebar. Spesies Q. robur misalnya, mampu berkembang biak dengan diameter 4–12 meter. Di Norwegia ditemukan spesies Q. robur berdiameter 10,86 meter, sementara di Britania Raya dapat mencapai 12,2 meter. Saking lebarnya, pohon oak asal Britania Raya itu dijuluki “The Majesty Oak.” Meski begitu, diameternya masih kalah dengan “The Imperial” asal Bosnia, yang mati pada tahun 1998 dengan diameter 17,5 meter.

Cukup mudah dipahami bila menurut riwayat kaum Aykah merupakan penyembah pohon – yang diperkirakan bernama sama, Aykah – mengingat betapa besarnya pohon ini bila dilihat dari segi ukurannya.

Setelah sedikit mengembangkan bacaan, ditemukan satu lagi kandidat pohon yang bisa dimaksudkan sebagai pohon Aykah, yaitu Akasia. Sebagian informasi tentangnya bisa kita baca dari laman Acacia Land berikut:

"Akasia dianggap suci dalam Perjanjian Lama, dan dilarang menggunakan kayunya untuk tujuan sekuler apa pun, seperti membangun rumah atau membuat furnitur.

Pohon Akasia juga dikeramatkan bagi orang-orang Arab, yang menggunakan kayunya untuk membuat berhala dewa mereka Al Uzza. Tradisi kuno Arab menyatakan bahwa dewi Al Uzza bersemayam di pohon Akasia (Shajarat Samarat). Menurut Kitab al-Ashnam oleh Hisham al-Kalbi, seorang Arab membangun sebuah rumah bernama “Buss” di atas hutan Al Uzza, di mana orang-orang biasa menerima komunikasi dari para peramal.

Dewa penggembala lain yang juga diyakini bersemayam di pohon adalah Hathor Mesir. Menariknya, Hathor disembah oleh orang Midian, yang juga dikaitkan dengan pohon Akasia 'Ayka' di dekat teluk Aqaba di Laut Merah.

Salah satu gelar Osiris adalah 'Dia yang Berdiam di Pohon Akasia'."

Secara pelafalan pun Aykah dengan Akasia tidak terlalu jauh. Daras pun semakin menarik.

Rami Sajdi dalam The Acacia Tree, The Sacred Vine & The Midianites  menyatakan bahwa zat kimia DMT (Dimethyltryptamine) yang ditemukan di banyak spesies Akasia dapat menghasilkan efek psikoaktif yang kuat, menyebabkan kondisi pikiran yang terbuka dengan konsekuensi spiritual dan intelektual yang mendalam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun