Mohon tunggu...
Dodi Kurniawan
Dodi Kurniawan Mohon Tunggu... Guru - Simplex veri sigillum

Pengajar di SMA Plus Al-Wahid

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Tasawuf dan Kuantum

7 April 2023   11:08 Diperbarui: 7 April 2023   11:13 563
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya juga suka meminjam buku-buku untuk dibaca. Dan dari salah satu bacaan terkuak kedekatan Heisenberg dengan salah satu raksasa dalam teori kuantum, Niels Bohr. Melalui mentoring yang dilakukan mestilah ada transmisi keilmuan yang kuat dari Bohr kepada Heisenberg. Jadi saya memilih untuk mencari jejak sufisme dalam sosok sang guru alih-alih dari sang murid.

Bohr, seorang fisikawan terkenal yang terlibat dalam pengembangan fisika kuantum, memiliki pandangan yang terinspirasi dari pemikiran Sufi dalam cara memahami realitas fisika. Salah satu pernyataan ekstremnya adalah ketika ia mengatakan bahwa "tidak ada yang benar-benar nyata kecuali dalam tautologi." Dalam konteks fisika kuantum, Bohr berpendapat bahwa kita tidak dapat memahami objek fisik secara terpisah dari pengamatan atau pengukuran yang kita lakukan pada objek tersebut. Sebagai gantinya, objek fisik hanya dapat dipahami melalui hubungannya dengan alat pengukur yang digunakan untuk mengukurnya. Pernyataan Bohr ini dapat dianggap ekstrem karena mengimplikasikan bahwa realitas fisik tidak dapat dipahami secara objektif atau independen dari pengamat, dan bahwa semua konsep fisika harus diartikan melalui pengukuran atau tautologi. 

Ya, pemikiran Bohr memang sangat menarik dan mempengaruhi banyak fisikawan dan filosof dalam pemahaman tentang realitas fisika. Terinspirasi oleh pemikiran Sufi, Bohr menekankan bahwa realitas fisika tidak dapat dipahami secara terpisah dari hubungannya dengan pengamat atau perangkat pengukuran yang digunakan, dan bahwa pemahaman kita tentang realitas fisika selalu tergantung pada cara kita mengamati atau mengukurnya. Pemikiran ini memberikan pandangan baru tentang realitas fisika yang lebih fleksibel dan kontekstual, serta mengajarkan kita bahwa kita harus selalu menyadari keterbatasan dan ketergantungan dari cara kita memahami dunia.  

Ada beberapa tokoh Sufi yang terindikasi mempengaruhi pemikiran Bohr, di antaranya adalah Maulana Jalaluddin Rumi, seorang penyair dan filsuf Persia yang dikenal karena karya-karyanya yang mendalam tentang Sufisme, seperti "Mathnawi". Rumi menekankan pentingnya pengalaman langsung dalam mencapai pemahaman spiritual, dan memandang dunia sebagai jaringan keterhubungan yang saling terkait.

Selain Rumi, ada juga Ibn al-Arabi, seorang filosof dan sufi besar dari abad ke-12 yang dikenal karena kontribusinya dalam memahami hubungan antara manusia, Tuhan, dan dunia. Ibn al-Arabi menekankan pentingnya pengalaman langsung dan perspektif holistik dalam memahami realitas, dan memandang bahwa segala sesuatu dalam alam semesta saling terkait dan berhubungan satu sama lain.

Bohr, seperti yang telah disebutkan sebelumnya, terinspirasi oleh pemikiran-pemikiran ini dalam membangun pandangan dunia dan pemahaman tentang realitas fisika. Dia memandang bahwa pengalaman langsung dan perspektif holistik sangat penting dalam memahami sifat dan sifat dasar alam semesta, dan bahwa hubungan antara manusia dan alam semesta harus dipahami secara menyeluruh dan terhubung.

Jum'at Agung

Saya tersadar bahwa saat menulis ini, saudara-saudara Kristiani sedang merayakan Jum'at Agung. 

Dan karena hari ini Jum'at pertama di bulan April, adalah jadwal saya untuk bertugas sebagai khatib. 

Jum'ah mubarakah untuk kita semua!  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun