Mohon tunggu...
Dodik Suprayogi
Dodik Suprayogi Mohon Tunggu... Agribusiness Enthusiast

Agribusiness Enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

4 Tanda Kentang Sudah Tidak Layak Konsumsi : Ancaman Senyawa Beracun

8 Oktober 2025   17:48 Diperbarui: 8 Oktober 2025   17:48 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kentang rebus yang layak dikonsumsi (Foto Gemini AI)

Kentang adalah bahan makanan pokok serbaguna yang sering tersedia di dapur. Tidak hanya itu, kentang juga menduduki peringkat teratas bahan pangan yang banyak dikonsumsi ditingkat global bersama padi, gandum dan jagung. Oleh sebab itu kebutuhan konsumsinya tinggi.

Namun, seperti bahan makanan lainnya, kentang juga memiliki batas waktu penyimpanan. Mengonsumsi kentang yang sudah basi atau rusak dapat berisiko bagi kesehatan, dalam kondisi fatal dapat menyebabkan kehilangan nyawa.

Di dalam kentang terdapat senyawa beracun yang bernama glikoalkaloid. Senyawa glikoalkaloid yang tinggi dapat menimbulkan rasa pahit dan gejala keracunan berupa rasa seperti terbakar di mulut, sakit perut, mual, dan muntah.

Senyawa glikoalkaloid memiliki hubungan dengan cara dan lama penyimpanan. Oleh karena itu untuk mengetahui kapan kentang sudah tidak layak konsumsi adalah kunci untuk menghindari pemborosan makanan dan potensi keracunan makanan. Berikut adalah 4 tanda utama yang menunjukkan bahwa kentang sebaiknya tidak dikonsumsi atau perlu dibuang

1. Tumbuhnya Tunas atau "Mata" yang Panjang (Sprouting)

Kentang yang sudah bertunas panjang tidak layak dikonsumsi (Foto/Dodik Suprayogi)
Kentang yang sudah bertunas panjang tidak layak dikonsumsi (Foto/Dodik Suprayogi)

Tanda paling umum bahwa kentang mulai memburuk adalah munculnya tunas atau "mata" dari permukaannya. Tunas ini adalah tunas tanaman baru.

Mengapa itu buruk? Seiring kentang mulai bertunas, konsentrasi solanin di dalamnya meningkat. Solanin adalah senyawa beracun alami yang melindungi kentang dari serangga. Meskipun memotong tunas dan bagian kehijauan kecil mungkin bisa dilakukan jika kentang masih keras, kentang yang sudah memiliki banyak tunas panjang, lunak, atau keriput, menunjukkan kadar solanin yang tinggi di seluruh umbi. Mengonsumsi solanin dalam jumlah besar dapat menyebabkan sakit kepala, mual, muntah, dan diare.

2. Perubahan Warna Menjadi Hijau (Greening)

Kentang kehijauan atau greening (Foto/Dodik Suprayogi)
Kentang kehijauan atau greening (Foto/Dodik Suprayogi)

Jika kentang yang disimpan di bawah sinar matahari atau cahaya terang, mulai berubah warna kulit menjadi hijau, itu adalah peringatan keras.

Warna hijau ini disebabkan oleh peningkatan produksi klorofil. Klorofil sendiri tidak berbahaya, tetapi keberadaannya berjalan beriringan dengan peningkatan produksi solanin yaitu senyawa beracun yang sama dengan di tunas. Kentang yang menunjukkan warna hijau yang signifikan harus dibuang seluruhnya, karena solanin tidak dapat dihilangkan sepenuhnya dengan memasak.

3. Tekstur yang Lembek, Lunak, atau Berkerut (Tuber Not Firm)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun