Salah satu alasan di balik fenomena frenemy adalah rasa iri dan ketidakamanan. Orang-orang ini mungkin merasa terancam oleh kesuksesan atau kebahagiaan kita. Alih-alih merayakannya, mereka justru merasa harga diri mereka terancam. Persaingan yang mereka ciptakan adalah cara untuk mengendalikan perasaan itu, dengan harapan mereka bisa merasa lebih baik dengan menjatuhkan kita.
Mengelola Hubungan Frenemy
Jangan menutup mata terhadap tanda-tanda yang ada. Perhatikan bagaimana perasaan kita setelah menghabiskan waktu bersama mereka. Apakah kita  merasa bersemangat atau justru lelah dan cemas? Sekali-kali jadilah egois dan lebih peduli terhadap diri sendiri.
Salah satu cara agar kita tetap waras adalah dengan membuat boundaries atau batasan, agar orang lain tidak ikut campur dengan kehidupan personal kita.
Kedua, kurangi membicarakan proses yang sedang dilalui, diamkan saja. Tunjukkan jika sudah berhasil, agar dia tidak sesuka hati menceritakan tentang kehidupan kita.
Boundaries yang terbentuk tidak hanya menjaga jarak secara fisik namun juga emosional. Karena dengan batasan-batasan ini, frenemy dapat dikendalikan.
Sebuah persahabatan seharusnya membawa kegembiraan dan dukungan, bukan kecemasan dan persaingan. Mengenali dan menjauh dari hubungan frenemy adalah tindakan penting untuk menjaga kesehatan mental dan emosional kita.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI