Di tengah situasi kepanikan dan "takut mati" warga bangsa dan masyarakat Indonesia dewasa ini karena dibayang-bayangi horor simpang siurnya berita merebaknya covid-19 alias virus corona, maka ada baiknya jika pembaca menyimak dan merenungkan kembali artikel berikut
Benar apa yang dikatakan dan dianjurkan oleh presiden Republik Indonesia Joko Widodo agar masyarakat Indonesia tidak (mudah) panik. Karena berapa banyak kejadian dan pengalaman menunjukkan bahwa orang bisa terkena bukan akibat dari sesuatu (bala bencana) yang dikhawatirkan atau ditakuti, tetapi mendapat celaka justru dari atau karena rasa takut dan panik itu sendiri.
Contoh konkretnya, pada zaman Orde Lama dulu penulis sedang naik bus kota dari Lapangan Banteng menuju Blok M. Sampai di Jl Cut Mutiah bus terbakar dan api tampak berasal dari mesin yang terletak di depan mobil. Para penumpang panik berebut turun, terutama kaum perempuan ada yang terhimpit orang dan terjepit pintu.
Waktu itu model busnya hanya tersedia satu pintu di samping sopir. Â Penulis sendiri yang kebetulan mendapat tempat duduk di barisan kursi belakang masih duduk tenang sembari menyaksikan suasana gaduh dan panik tersebut, karena penulis mengetahui bahwa bus tersebut menggunakan mesin diesel berbahan bakar solar yang tidak mudah atau cepat terbakar layaknya bbm bensin.
Toch seandainya situasi kritis, terlintas dalam pikiran penulis untuk memecahkan kaca jendela yang menurut penulia bisa dilakukan dengan tendangan kaki. Dalam kenyataannya kebakaran tersebut tidak berlangsung cepat dan penulis pun dapat keluar dengan melenggang dengan tenang melalui pintu seperti tidak terjadi apa-apa, karena ruang bus sudah "bersih" dari penumpang. Enak jaman bung Karno, to?!Â
Semoga Indonesia segera terbebas dari ancaman bencana tersebut dan segenap jajaran pemerintah dapat bekerja sama sehingga "horor" tersebut segera berakhir. Â Tetap semangat dan merdeka!Â