Mohon tunggu...
Daniel Rahulta
Daniel Rahulta Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sajak Jejak

30 Agustus 2019   21:16 Diperbarui: 30 Agustus 2019   21:41 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

"Sajak sajak pun mulai beterbangan kadang ketimur kadang kebarat sesekali jatuh ke selatan

Barangkali terpecah akupun tak mau menyangka, di kaki langit tetap ku berdiam

Seringkali nestapa yang membangunkan ku menyadarkan bukan ini yang ku mau. Berserah pada takdir ataupun mengenang

Jejak demi jejak hilang diterpa rintik air mata. Sayap sayap mengelupas dan tak bersisa

Langit memeluk bumi berharap tidak ada yang berubah aku pun demikian. Namun aku tak setegar bumi dan tak perkasa seperti cakrawala

Gelisah seakan menggelitik ku sampai terbahak dan hilang. Kutitipkan sebuah pesan pada angin, hujan meluluhkannya. 

Kutuliskan rinduku di sebaris awan angin pun menderanya sisa temaram bulan dan itupun meredup

Dimana negeri yang dulu aku impikan sekarang hanya bangunan kosong tanpa tuan, sayap sayap peri patah dan jatuh bagai "Manna".

Tetap ku berharap di pojok ruko kota roma

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun