Mohon tunggu...
Dedi Kusuma
Dedi Kusuma Mohon Tunggu... -

Praktisi SDM, Aktivis Pendidikan, Peduli Politik.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pemerintahan Berbasis Gebrakan, Bukan Gerakan

9 Agustus 2016   07:54 Diperbarui: 9 Agustus 2016   07:59 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dampak dari “kerja atau diganti” ini adalah pentingnya pemerintah yang menggebrak, bukan menggerakkan. Ini didukung dengan media online kita yang senang dengan judul bombastis agar traffic website tinggi, dan seperti botol ketemu tutup karena masyarakat pun senang dengan aksi-aksi pemerintah yang mendebarkan. Itu sebabnya Menteri Susi begitu terkenal, karena gebrakannya menenggelamkan kapal.

 Don’t get me wrong,bagi saya yang dilakukan beliau itu relevan karena memang tantangan di kementeriannya seperti itu, tapi bukan berarti semua menteri harus menggebrak. Kita masih ingat Menteri Tenaga Kerja lompat pagar, Menteri PAN-RB yang tiba-tiba mau mengadakan Training ESQ massal, dan sebagainya. Atau yang kemarin baru rame, Mendikbud baru yang punya gebrakan sekolah seharian penuh.

Padahal kalau kita lihat sedikit ke belakang, tak usah jauh-jauh, kita pasti menyadari perubahan besar yang terjadi di Kementerian Keuangan. Tanpa perlu hiruk pikuk gebrakan, Sri Mulyani melakukan reformasi birokrasi di kementerian, yang saat ini bisa kita lihat hasilnya. Bukan hanya ekonomi kita yang stabil, tetapi modal terbesar, yaitu lahirnya manajemen birokrasi yang profesional, juga berhasil ditanamkan.  Ini yang bagi saya perlu digarisbawahi. 

Memerintah kota, seperti Bandung atau Jakarta atau Surabaya, ada keuntungannya karena pembangunan fisik termasuk fokus utama, dan hasilnya bisa segera kelihatan. Memerintah negara, mengelola kementerian, butuh perencanaan. Butuh kematangan strategi, karena hasilnya mungkin tak selalu langsung kelihatan, atau hasilnya mungkin bukan jadi konsumsi utama bagi media online.

Menutup tulisan ini, saya berharap agar Presiden bisa mengimbangi kebijakan-kebijakan populisnya dengan melakukan sebuah gebrakan baru: memulai pemerintahan yang menggerakkan. Ajak masyarakat akar rumput untuk ikut bekerja mendukung kegiatan pemerintah dan bukan hanya menerima subsidi, ajak masyarakat terpelajar untuk ikut memberikan usulan atau bahkan ambil bagian dalam proses pemerintahan, dan bukan hanya aktif pada saat kampanye dan jadi penonton setelah itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun