Ibu itu keluar dan menghampiri Aci yang masih saja asyik bercanda dengan dunianya sendiri di depan warung.
Aku masih mengamati mereka. Tangan ibu itu memberikan sesuatu pada Aci. Uang yang kuberikan, dia selipkan di tangan Aci.
Aci menoleh ke arahku. Dia tersenyum!
Seolah berterimakasih padaku melalui senyumannya itu.
Aku jadi semakin bangga pada diriku sendiri.
Aku berguna bagi mereka.
Tersenyum sendiri. Segera kuteguk habis kopiku. Ini senja yang luar biasa.
Dengan segala aroma yang ditawarkannya, aku merasa ini senja yang istimewa.
Tiba-tiba ibu itu menunjuk ke seberang jalan. Sontak Aci berdiri dan tersenyum lebar.
Ada seorang lelaki setengah tua melambaikan tangan, mengisyaratkan Aci untuk segera menuju ke arahnya.
Aci segera menggendong kardus-kardus bekas itu. Dan Ibu membantunya mengikatkan temali di pinggang kecil Aci.