Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Artikel Utama

Getaran dan Tekanan Stairlift di Candi Borobudur akan Menyebabkan Keretakan Batu

18 Juni 2025   11:41 Diperbarui: 18 Juni 2025   18:20 762
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemasangan besi pada struktur batu, sempat viral di media sosial (Sumber: threads.com/@duniahariini)

Beberapa hari lalu, tepatnya 14 Juni 2025, kalangan arkeolog atau purbakalawan Indonesia memperingati Hari Purbakala ke-112. Hari Purbakala ditetapkan berdasarkan berdirinya Oudheidkundige Dienst in Nederlandsch-Indie (OD) pada 14 Juni 1913. 

OD menjadi cikal bakal Dinas Purbakala yang kemudian beberapa kali berubah nomenklatur. Pada 1964 nama Dinas Purbakala diganti menjadi Lembaga Purbakala dan Peninggalan Nasional (LPPN). Saat itu LPPN menampung banyak lulusan dari Jurusan Ilmu Purbakala dan Sejarah Kuno Indonesia.

Pada 1975 LPPN dipecah menjadi dua instansi, yaitu Pusat Penelitian Purbakala dan Peninggalan Nasional (P4N), selanjutnya menjadi Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (Puslit Arkenas), yang bertugas di bidang penelitian arkeologi. 

Instansi satunya Direktorat Sejarah dan Purbakala (DSP), yang bertugas di bidang pembinaan dan pengembangan sejarah dan arkeologi. 

Nama DSP pernah beberapa kali berganti nama, antara lain Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman (PCBM). Puslit Arkenas bergerak di bidang penelitian, sedangkan PCBM bergerak di bidang pelestarian.

Sesungguhnya di mata masyarakat awam nama arkeologi dan purbakala tidak ada perbedaan. Namun di kalangan intern, perbedaan itu terasa menonjol. Arkeologi berasal dari kata asing archaeos (purbakala) dan logos (ilmu), jadi bersifat keilmuan. 

Saat ini perguruan tinggi yang memiliki jurusan arkeologi bernaung di bawah Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi. 

Sementara itu sejak 2022 Puslit Arkenas, termasuk sejumlah Balai Arkeologi di seluruh Indonesia, dilebur ke dalam Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Instansi Purbakala sendiri sejak lama bernaung di bawah Direktorat Jenderal Kebudayaan. Baru pada akhir 2024 berada di bawah Kementerian Kebudayaan. Jadi arkeologi dan purbakala memiliki induk yang berbeda. 

Pekerjaannya pun berbeda. Arkeologi menyelenggarakan ekskavasi penelitian, sementara purbakala melakukan ekskavasi penyelamatan. Pekerjaan purbakala lainnya adalah memugar candi, menginventarisasi dan mendokumentasikan cagar budaya, mengeluarkan izin pengiriman barang antik, dan masih banyak lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun