Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sukarno, Presiden yang Banyak Menulis dan Ditulis

27 Agustus 2020   08:32 Diperbarui: 27 Agustus 2020   08:31 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beberapa buku tentang Presiden Sukarno (koleksi pribadi)

Sejak kecil Sukarno (1901-1970) senang membaca buku. Apalagi setelah ia dan teman-temannya kos di rumah HOS Cokroaminoto di Surabaya. Sukarno kos di rumah tersebut pada 1917-1919. HOS Cokroaminoto kemudian dikenal sebagai Guru Bangsa. Dari HOS Cokroaminoto, Sukarno mendapat banyak lecutan.

Sukarno membaca buku apa saja. Dari seni dan budaya hingga politik dan sejarah ia lahap. Dari situlah wawasan Sukarno bertambah. Ketika kuliah di Bandung, minatnya kepada buku tidak surut. Ia sering mengunjungi berbagai perpustakaan.

Kata-kata HOS Cokroaminoto yang menginspirasi Sukarno seperti tampak pada sebuah tas dari pameran sejarah 2018 (koleksi pribadi)
Kata-kata HOS Cokroaminoto yang menginspirasi Sukarno seperti tampak pada sebuah tas dari pameran sejarah 2018 (koleksi pribadi)
Hantu buku

Sukarno bukan hanya 'kutu buku'. Ia pantas disebut 'hantu buku'. Setelah membaca buku, ia berdiskusi dengan teman-temannya. Pikirannya kepada wawasan kebangsaan mulai muncul. Karena itulah ia aktif di berbagai organisasi politik, terutama yang memperjuangkan kemerdekaan.

Karena aktif, ia ditangkap pemerintah kolonial Belanda. Bahkan pernah diasingkan ke Ende (1934-1938) dan Bengkulu (1938-1942) sebagai tahanan politik. Di kedua tempat pengasingan, teman Sukarno yang paling akrab tentu saja buku. Di Ende, Sukarno sempat menulis naskah tonil.

Sekarang kedua rumah menjadi situs bersejarah. Peninggalan buku di kedua rumah sangat banyak. Belum lama ini ada seminar daring tentang konservasi koleksi kertas terhadap buku-buku Sukarno di Bengkulu. 

Seminar itu diselenggarakan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Jambi, yang memang memilki wilayah kerja Jambi, Palembang, Bangka-Belitung, dan Bengkulu. Ada sekitar 300 buku milik Sukarno yang rutin dikonservasi. Lihat [di sini].

Buku karya Sukarno berjudul Sarinah (koleksi pribadi)
Buku karya Sukarno berjudul Sarinah (koleksi pribadi)
Menulis

Berkat buku, Sukarno banyak mendapat bekal pengetahuan, terutama ketika ia menjadi Presiden RI. Sukarno menjadi Presiden RI pada 1945-1967. Dalam perjalanannya, Sukarno dikenal sebagai orator ulung. Keintelektualan Sukarno banyak dipuji berbagai negara. Dampaknya, ia sering dianugerahi gelar doktor kehormatan atau dalam istilah akademi Dr. (HC). Sampai saat ini Sukarno menjadi pemimpin yang paling banyak mendapat anugerah itu.

Sukarno juga menyempatkan diri untuk menulis beberapa buku. Bukunya yang terkenal berjudul Dibawah Bendera Revolusi, terdiri atas dua jilid. Buku lain berjudul Sarinah.

Selain menjadi presiden yang menulis banyak buku, Sukarno juga menjadi presiden yang banyak ditulis orang, termasuk oleh penulis asing. Cindy Adams, misalnya, menulis buku Bung Karno, Penjambung Lidah Rakyat Indonesia (Gunung Agung, 1966) dan John D. Legge menulis Sukarno, Sebuah Biografi Politik (Penerbit Sinar Harapan, 1985). Kedua buku merupakan terjemahan dari Bahasa Inggris.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun