Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Freelancer - Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dulu Nomor Telepon di Jakarta Cuma Dua Angka

31 Oktober 2019   19:55 Diperbarui: 11 April 2022   00:10 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cetak pasfoto di Bandung 1968 (Dokpri)

Ketika beberes gudang terkadang kita menemukan "harta karun". Biasanya "harta karun" itu merupakan peninggalan kakek-nenek, ayah-ibu, atau kerabat kita. 

Memang ada "harta karun" yang berharga, ada pula yang kurang atau tidak berharga. Meskipun begitu, barang-barang lama ini tetap mempunyai kenangan.

Tadi siang saya menemukan sebuah kantong plastik. Ketika dibuka, isinya berupa pasfoto lama. Masih ada klisenya juga. Tentu saja masih berupa hitam putih.

Kantong pasfoto dari masa 1954 (Dokpri)
Kantong pasfoto dari masa 1954 (Dokpri)
Jatinegara

Pasfoto itu terdapat dalam dua kantong kertas. Pada kantong yang satu terdapat tulisan Toko Potret "Trio". Alamatnya Jalan Matraman Raya 206, dengan nomor telepon 43. Tertulis juga Jatinegara (disesuaikan dengan ejaan baru). 

Tadinya saya tidak tahu dari tahun berapakah pasfoto tersebut. Namun dari beberapa pasfoto di dalamnya, hanya satu pasfoto bertuliskan pada bagian belakang: 2 Feb 1954. Berarti pada tahun-tahun itu Toko Potret "Trio" sudah berdiri.

Pada masa itu kemungkinan besar studio foto masih langka. Soalnya keluarga saya tinggal dekat stasiun Jatinegara. Jaraknya lumayan jauh dari rumah. Saya menduga, keluarga ayah naik sepeda ke sana.

Klise-klise lama (Dokpri)
Klise-klise lama (Dokpri)
Ketika saya bersekolah pada 1970-an studio foto ini masih ada. Maklum saya bersekolah di Jalan Matraman Raya 119. Jadi hampir setiap hari saya melewati studio ini. 

Selama bertahun-tahun nama Trio amat dikenal. Seingat saya, sebelum 1970 di dekat stasiun Jatinegara juga muncul studio foto. Subur namanya. Sewaktu kecil saya pernah berfoto di sini bersama nenek.

Kembali ke studio Trio, saya perhatikan nomor teleponnya cuma dua angka. Sudah pasti ketika itu pesawat telepon menjadi barang mewah. Ongkos pasangnya cenderung mahal. 

Maka hanya sedikit orang yang mampu memasang pesawat telepon di Jakarta ini. Sejak beberapa tahun lalu pesawat telepon sudah memiliki delapan digit nomor. Setiap rumah hampir selalu memiliki pesawat telepon.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun