Mohon tunggu...
djeng sri
djeng sri Mohon Tunggu... Foto/Videografer - penuliscerita dan freelancer menulis

suka fotografi dan fiksi ;)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cinta yang Terstruktur, Sistematis, dan Masif

4 Maret 2021   01:39 Diperbarui: 4 Maret 2021   05:31 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

.

.

.

duhai Sri duhai Wuk, jika malam melacurken dirinya pada pagi, bukan berarti kangmas sudah tak peduli

duhai Sri duhai Wuk, namun bila siang menjual dirinya pada sore, itulah yang sebener-benernya kenyataan dunia,

bahwa cinta yang terstruktur, sistematis, dan masif... oohh sungguh masih ada

.Dinding dapur, pukul lima lebih dua menit, kepul asap membumbung tinggi bak sang pelangi yang terkontaminasi. Semerbak harum-apeknya menyeruak kemana-mana, membangunkan mata-mata tidur yang masih ingin bermalas-malasan.

"Oh Sri.. Sri.."

"Kukuruyuk"

"Oh Sri.. Sri.."

"Kukuruyuk"

"Hush! Diam kau ayam jantan!"

"Ke..oookkk" (terjemahan bahasa ayam: sialan nih orang ganggu tugas gua! Bisa-bisa gua laporin ke KPU -- Komisi Pembangunan pagi-pagi Umat manusia)

"Hus, hus, hus sana pergi cari makan di sawah!" hardik kang Joni

"Koookkk!" (terjemahan bahasa ayam: Kau curang, curang, curang!)

.***

.Selepas menimba air yang ketigapuluh, kang Joni beranjak membasuh dirinya 'tuk bermandi s'perti bebek yang setahun merindukan hujan, lalu cepat-cepat bersiap menuju pematang.

"Pematang atau pematang kang?" sindir si Dul

"Ya pematang lah Sri.. eh Dul"

"Ha ha ha pematang atau mbak Sri?"

"Sialan kau Dul, iyalah, pasti Sri.. eh, maksudku pematang"

Kang Joni merah merona mukanya. Rupanya sindiran si Dul lumayan manjur merontokkan alibinya, bahkan sampai ter-bocor-bocor-bocor isi hatinya, duhhh.

Kring kring...

"Nah..."

"Uhuiii.. mbak Sriiii"

"Hush diem!"

"Uhuiii.. mbak Sriiii"

"Hush diem!"

"Uhuiii.. mbak Sriiii"

"Eh diem dong, nanti Kang Joni kasih kau dua juta setengah per bulan, yak? Yak? Yak?"

"Ssss....... asikkkkk"

"Dasar Si Dul Panasbung!"

"Apaan Panasbung itu kang?" tiba-tiba Sri sudah ada di sampingnya dan ikut berseloroh

"Itu loh Pangangguran Asal Bunyi Ngasal"

"Ahh kang Joni bisa wae," Sri mencubit mesra lengan kang Joni

"Ih"

"Ah"

"Kang!"

"Eh, ternyata kamu to mbak Sri, aduh, aduh, aduh," kang Joni tersadar lalu panik.

"Kenapa sihhh Kaaangg? Grogi ya ketemu saya?" kata Sri sambil mengedipkan matanya satu. Muka merah kang Joni kini berubah cepat jadi pucat, pasi, bagai kain bendera yang habis dicuci.

"Anu mbak Sri, anu, anu.."

"Anu apa? Jangan mengatakan yang tidak-tidak atau yang bersayap! Katakan saja yang pasti kang," balas Sri

Duh gimana nih? Kang Joni makin panik, tak mampu bicara tapi ingin bicara, takut menatap mata Sri tapi pengen.... Akhirnya ia beranikan diri bicara lantang,

."Duhai Sri duhai Wuk,

jika malam melacurken dirinya pada pagi

bukan berarti kangmas sudah tak peduli

duhai Sri duhai Wuk,

namun bila siang menjual dirinya pada sore

itulah yang sebener-benernya kenyataan dunia,

bahwa cinta yang terstruktur, sistematis, dan massif...

oohh masih ada,"

."Hah?" Sri tertegun mendengar rayuan super gombal dan ngawur itu

"Sssstt mbakyu, mbakyu," bisik si Mul

"Apa mas Mul?"

"Kang Joni lagi BOCOR, BOCOR, BOCOR!"

"Hi hi hi brapa trilyun?"

.***

.Bletak!

"Aduh," si Mul merasakan kerasnya batu akik dari jemari kang Joni di kepalanya

"Jangan main kekerasan deh kang Jon, sabar," lerai Sri

"Tidak bisa mbak Sri! Orang curang seperti dia harus ditangkap, diculik, dan dihilangken..." (dari depan mata kita berdua---maunya)

"Mari tangkap si Mul, dia layak ditangkap, diculik!"

"Dia layak ditangkap, diculik!"

"Hush! Hush! Hush!"

"Eh kang Joni nggak boleh ngasal nuduh loh, ada pasalnya, nanti dilaporin kapok lho," cegah Sri

"O ada mbak Sri, ada, ada!"

"Ada berapa buktinya? Lima saja?" tanya Sri kesal

"Besok! Besok akan kubawakan sepuluh truk bukti buatmu mbak Sri, suwer!"

"Aih sepuluh truk?"

"Betul! Keadilan harus ditegakkan tegak-tegak, jangan sampai dilanggar konstisusinya dan undang-undangnya!"

"YA!"

"YA"

"iaa..."

"Tapi," lanjut kang Joni dengan lemas

"Tapi apa kang?"

"Aku dapat ancaman!"

"Ancaman? Dari siapa?"

"Iya mbak Sri, dari Optimus Prime, katanya ia akan mencuri dan merampok sepuluh truk bukti-bukti itu"

"Hadehhh... kanggggggggggg, minum obat dulu yah?"

"Mana Xanax? Mana Xanax?"


.
Jogja, Maret 2021

:p

djs saja

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun