Mohon tunggu...
Matthew Gilchrist D
Matthew Gilchrist D Mohon Tunggu... Auditor - .

.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Negara-negara Maju, Pencuri Berkedok Penelitian?

25 Agustus 2019   15:27 Diperbarui: 25 Agustus 2019   15:37 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Pernah ada upaya untuk memindahkan seekor bayi kuda nil dan berhasil tetapi memakan biaya hingga 5.000 USD. Kuda nil telah melarikan diri dari bekas peternakan Escobar dan pindah ke sungai utama Kolombia, Magdelena. Tersebar di area yang sedang tumbuh, tidak ada yang tahu persis berapa banyak di sana , tetapi perkiraan berkisar dari total populasi 40 hingga 60, kata Jonathan Shurin, ahli ekologi dari University of California San Diego yang mempelajari hewan-hewan itu. Setiap tahun ada banyak bayi, tetapi tidak diketahui berapa banyak yang mencapai usia dewasa. Namun, tak seperti tanaman kiambang di Danau Caddo, pecahnya populasi Kuda nil ini belum bisa diatasi.

Dengan adanya masalah-masalah seperti ini, saya tidak menjadi berkecil hati apabila negara-negara maju mengambil sel kultur jaringan (secara legal) dari tanaman tertentu dari negara lain dan dikembangkan di negara mereka sendiri, asalkan mereka dapat mencegah bahaya yang dapat terjadi seperti ang telah terjadi di Danau Caddo tadi.

Lagipula negara kita pun sudah sejak lama mengekspor tanaman hias lokal yang asli dari Indonesia ke negara-negara seperti Singapura, Malaysia, China, Jepang, Korea, Belanda, Amerika, Inggris, Kuwait, Hongkong, Taiwan, Thailand, Vietnam, Canada, dan lainnya. Mungkin jika dilihat dari sisi lain dimana negara maju lain dengan sengaja menyelundupkan kultur jaringan suatu tanaman di Indonesia dan dikembangkan sendiri di negara mereka malah akan menguntungkan mereka. Akan tetapi apabila manfaat dari hasil percobaan tersebut dapat bermanfaat untuk masyarakat dunia, kenapa tidak? Belum tentu penemuan tersebut dapat ditemukan oleh ilmuwan dari negara asalnya. Kita harus bersikap terbuka kepada hal-hal seperti ini, karena dengan adanya negara-negara maju yang mengeksplorasi tanaman-tanaman dari negara lain, berpotensi untuk menemukan suatu hal yang baru dan bisa saja positif.

Kita tidak seharusnya bersifat tertutup dan melarang adanya penelitian dari negara-negara maju. Lagipula dengan negara-negara maju yang akan melakukan penelitian tersebut, bukankah itu malah memperbesar kemungkinan adanya penemuan baru, mereka bukanlah negara-negara sembarangan melainkan unggul dalam bidang teknologi dan Pendidikan bukan?

Sekian pendapat saya mengenai penelitian Kultur Jaringan tanaman lokal oleh negara-negara maju. Terima kasih atas perhatian nya dan apabila ada kesalahan yang kurang berkenan, saya meminta maaf sebesar-besarnya.

DAFTAR PUSTAKA

www.nationalgeographic.com

www.bbc.com

 www.link.springer.com

 www.researchgate.net

 www.marshallnewsmessenger.com

 www.kumpulanilmukesahatan.blogspot.com

 www.biogen.litbang.pertanian.go.id

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun