Mohon tunggu...
Djagad Lelanang
Djagad Lelanang Mohon Tunggu... lainnya -

saya, lelaki dan terus mencoba menjadi lelaki dalam pikiran, perkataan dan tindakan saya. Saya terbuka dengan aneka pemikiran, konsep, sistem hidup, apapun itu hingga yg paling tak lazim pun.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kemanakah Hal-hal Material pada Akhir Zaman? (Pandangan Kristiani mengenai Eskatologi dan Ekologi)

26 Juli 2012   08:51 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:36 2113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

[11]Bergant, Dianne-Robert J. Karris (ed.), Tafsir Perjanjian Baru, diterjemahkan dari buku The Collegeville Bible Commentary, Kanisius: Yogyakarta, 2002, 459.

[12]Bergant, Dianne-Robert J. Karris (ed.), Tafsir Perjanjian Baru, diterjemahkan dari buku “The Collegeville Bible Commentary”, Kanisius: Yogyakarta, 2002, 513.

[13]Pandangan ini mengikuti pandangan Peter C. Phan yang nampaknya, mengikuti pula pandangan Paul Santmire. Phan, Peter C., Eschatology and Ecology: The enviroment in the end-time, The Irish Theological Quarterly: St. Patrick’s College, Maynooth, 1996, 9-12.

[14]Antrophosentrisme aliran Thomis nampak juga dalam menjelaskan inkarnasi. Inkarnasi hanya dipahami semata-mata dalam rangka memulihkan dan menebus apa yang telah dirusakkan oleh dosa manusia. Inkarnasi tak akan terjadi seandainya manusia tidak jatuh dalam dosa. Sunarko, Adrianus, Perhatian Pada Lingkungan: Upaya Pendasaran Teologis, 39-40.

[15]Departemen Dokumentasi dan Penerangan KWI, Dominum et Vivificantem, Tuhan, Pemberi Hidup, Dopken KWI: Jakarta, 1992, 61.

[16]Caldecott, Stratford, Cosmology, Eschatology, Ecology: Some Reflections on Sollitudo Rei Socialis, dalam Communio 15 (David L. Schindler: ed.), International Catholic Review, 1988, 310-312.

[17]Caldecott, Stratford, Cosmology, Eschatology, Ecology: Some Reflections on Sollitudo Rei Socialis, dalam Communio 15 (David L. Schindler: ed.), International Catholic Review, 1988, 312.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun