"Murah-murah, dua seratus Jokowi saja, halal, ayo mampir," teriak pedagang di sebuah lorong mal di depan King Abdul Aziz Gate.
Dua gamis hitam wanita hanya dihargai seratus Jokowi alias seratus ribu Rupiah atau 25 Riyal saja. Lumayan murah buat oleh-oleh walau tentu bahannya kualitas KW3.Â
Mereka juga tahu calon pembelinya orang Indonesia, jadi menawarkannya pun menggunakan Bahasa Indonesia agar mudah dipahami. Uang Rupiah pun laku bila pembeli sudah tidak memiliki uang Riyal.
* * * *
Ibu-ibu yang senang masak tak bisa meninggalkan begitu saja kebiasaannya walaupun sudah ada katering setiap hari, jadi mereka berbelanja bahan makanan mentah seperti sayuran, beras, daging, untuk dimasak sendiri dan disajikan beramai-ramai dengan teman-teman sekamar dan tetangganya.
Bapak-bapak juga paling malas membawa baju banyak, sehingga mereka rata-rata membeli gamis dan kopiah agar tampil lebih Islami setelah menunaikan ibadah wajib.Â
Selain itu parfum non alkohol menjadi favotit baik untuk jamaah laki-laki dan perempuan untuk menghilangkan bau badan yang menempel akibat cuaca panas.Â
Buat yang ga doyan makanan katering dan malas masak, terdapat rumah makan cepat saji di depan hotel atau di mal depan Masjidil Haram dengan menu khas Arab dan Western.Â
Kalau mau makanan khas Indonesia, pagi-pagi di depan hotel sudah nangkring pedagang kaki lima menjajakan nasi kuning, nasi rames, nasi goreng, gorengan tahu dan bakwan, bakso, soto ayam, bahkan krupuk tersedia. Harganya rata-rata 5 Riyal, kecuali gorengan satu riyal.