Mohon tunggu...
Dizzman
Dizzman Mohon Tunggu... Freelancer - Public Policy and Infrastructure Analyst

"Uang tak dibawa mati, jadi bawalah jalan-jalan" -- Dizzman Penulis Buku - Manusia Bandara email: dizzman@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Pengalaman Menegangkan Saat Berada di Dalam Pesawat

29 Oktober 2018   13:44 Diperbarui: 29 Oktober 2018   16:43 2331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mendarat dengan Selamat di Tengah Awan Hitam (Dokpri)

Dari Makassar ke arah utara (Palu, Gorontalo, Manado) cuaca kurang stabil, kadang terjadi goncangan di sekitar Toraja hingga Teluk Palu. Sementara ke arah timur biasanya menjelang masuk pulau Papua cuaca mulai tidak stabil. Apalagi di pedalaman Papua, masih sering terjadi kecelakaan akibat cuaca buruk. 

Mendarat di Wamena Setelah Menembus Awan (Dokpri)
Mendarat di Wamena Setelah Menembus Awan (Dokpri)
Saya sendiri sempat tegang saat terbang dari Jayapura ke Wamena saat hendak mendarat tiba-tiba awan putih menggumpal dan pesawat mulai goncang karena memaksakan diri menembus awan tersebut. 

Untunglah jarak sekitar 5 km menjelang pendaratan cuaca kembali cerah dan pesawat mendarat dengan selamat. Namun sebelum terbang saya sempat was-was juga karena sehari sebelumnya terjadi penembakan pesawat yang hendak mendarat oleh oknum OPM sehingga sempat ragu untuk terbang.

Sewaktu bertugas di Kupang dulu, beberapa kali saya juga mengalami goncangan terutama saat melalui Laut Sawu menjelang turun di Kupang. Namun sepanjang pengalaman saya goncangannya masih dalam batas kewajaran, hanya ketika Gunung Tambora batuk agak sedikit was-was juga walau akhirnya tetap selamat sampai di darat.

Saat turun, ada beberapa bandara yang cukup rawan, seperti Yogyakarta yang landasannya pendek. Beberapa kali pesawat yang saya tumpangi memaksakan diri mengerem dengan keras agar bisa berhenti tepat di ujung landasan, supaya tidak mengulangi kejadian Garuda 11 tahun lalu. 

Mendarat di Yogyakarta memang butuh keahlian tersendiri karena sebelum mendarat harus melalui gunung-gunung tinggi seperti Merapi dan Merbabu, apalagi saat di bawah sedang penuh jadi pesawat harus berputar-putar di udara menunggu antrian mendarat.

Pesawat Siap Berangkat (Dokpri)
Pesawat Siap Berangkat (Dokpri)
Kejadian paling terasa saat mendarat adalah ketika hendak turun di Mutiara, Palu. Pesawat yang sudah mendekati landasan tiba-tiba harus naik ke udara karena tertiup angin kencang sehingga melenceng ke sebelah kanan landasan. 

Penumpang sempat panik dan berteriak-teriak karena pesawat tiba-tiba terangkat ke atas mencoba menjauhi landasan. Saya juga sempat komat kamit mengingat pemaksaan tersebut beresiko stall. 

Untunglah pesawat masih memiliki tenaga sehingga stall bisa dihindarkan. Pilot harus berputar kembali sambil menghitung dorongan angin dari samping agar tepat mendaratkan pesawat di ujung landasan.

Beberapa kali saya juga mengalami pengereman keras di bandara kecil yang landasannya pendek seperti Tanjung Pinang, Pangkal Pinang, dan Gorontalo waktu belum diperpanjang. 

Tubuh nyaris berbenturan dengan kursi di depan, untung masih menggunakan seat belt sehingga agak tertahan sedikit. Pernah juga pesawat nyaris ngepot karena memaksakan diri berbelok saat mendarat di Soetta, karena kalau telat berbelok maka pesawat harus memutar di belokan berikutnya yang berjarak satu kilometer lebih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun