Mohon tunggu...
Rossa Schone
Rossa Schone Mohon Tunggu... -

I'm a dreamer who will make all those dreams come true.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Jagalah Lisanmu

29 Mei 2014   00:30 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:00 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sore ini saya sedang duduk termenung di meja kerja. Saya sedang merenungkan satu hal yang sangat mengganggu pikiran. Saya baru saja kembali dari istirahat makan siang (makan siang yang sudah sangat terlambat). Barusan saya makan siang di rumah sahabat karib saya yang letaknya tidak jauh dari tempat saya bekerja. Selama disana, dia menceritakan hal-hal yang membuat saya banyak berfikir.

Dia bercerita tentang apa yang sedang dia pikirkan,  buah dari segala kejadian kurang menyenangkan yang menimpanya belakangan ini. "Sekarang gue mau diem aja. Gue rasa udah saatnya dia mikir untuk belajar jaga omongannya ke gue. Gue udah cukup dikasarin" begitu yang disampaikannya kepada saya. Lalu dia juga berkata, "bukankah udah jelas dalam sebuah hadist dikatakan, kalau kamu tidak bisa mengatakan hal yang baik-baik, maka diam jauh lebih baik". Peribahasa LIDAH LEBIH TAJAM DARI PEDANG tampaknya adalah peribahasa yang seharusnya oleh semua orang harus diresapi maknanya dalam-dalam, agar kita selalu dapat menjaga lisan. Karna tidak seperti seekor burung, yang jika terlepas dari sangkar masih dapat ditangkap dan dikembalikan, kata-kata tajam yang keluar dari mulut tidak dapat di tarik kembali. Kita paling hanya bisa meminta maaf sesudahnya, tapi luka dihati seseorang sudah terbentuk.

Sahabat saya berkata, pada saat kejadian tersebut terjadi, orang terdekatnya sedang dalam keadaan emosi sehingga sanggup mengeluarkan kata-kata yang menyakitkan hati. Ya, EMOSI, hal yang selalu dikambinghitamkan. Padahal mengelola emosi bukanlah perkara sulit, asal seseorang mau belajar. Memang bukan pula hal yang mudah untuk dilakukan, tapi jika kita sudah berkomitmen bahwa ada hal-hal yang jauh, jauuuhh lebih penting ketimbang harus meluapkan emosi, seperti pertaruhannya adalah hubungan cinta kasih dengan orang yang disayangi, apalah pentingnya mengedepankan emosi yang seringnya hanya bersifat sesaat, tapi harus kehilangan segalanya pada akhirnya. Apa sih yang didapatkan dari emosi angkara? Hanya rasa penyesalan. Sungguh suatu kesia-siaan. Saya yakin akan hal itu karena manusia mana yang tidak pernah emosi, saya pun pernah mengalaminya. Saya menyesal sesudahnya. Dari situ saya belajar, dari situ saya mengerti bahwa tidak ada kebaikan yang tertanam didalamnya.

Sahabat saya mengatakan bahwa hubungan percintaannya saat ini dapat dikatakan sebagai pacaran rasa jomblo. Tidak ada saling perhatian didalamnya, tidak saling berkirim kabar, tidak saling peduli satu sama lain, tidak ada panggilan mesra yang padahal dulu selalu dilakukan. Sambil mendengarkan dengan seksama setiap ucapannya, saya pun sambil berfikir bagaimana mungkin suatu hubungan dapat dijalani dengan begini hambar? Bagi saya pribadi, hal-hal diatas adalah hal yang sangat penting yang memang harus ada dalam hubungan cinta kasih. Kalau tidak untuk apa menjalin kasih dengan orang tersebut? lebih baik berteman saja, dan masih mending kalau berteman, masih saling memperhatikan. Ini sih seperti hubungan bertepuk sebelah tangan lalu akhirnya satu pihak menyerah dan jadi dinginlah sedingin angin di bulan Desember.

Saya tidak habis pikir bagaimana mungkin seseorang bisa berkata-kata kasar pada orang yang menyayanginya yang dia juga sayang kepadanya? Bagaimana mungkin seseorang tidak pernah berfikir bahwa kata-kata kasar yang diucapkannya mampu melukai hati orang lain, meninggalkan sebuah luka yang efeknya adalah matinya rasa cinta, hilangnya kepercayaan, memunculkan perasaan keragu-raguan, merasa terhina, merasa direndahkan, dan membuat mati rasa. "Mungkin gue harus belajar untuk ga sakit hati sama sikap dan perkataannya yang kasar" dia berkata begitu, tapi kalau saya boleh berpendapat, jika seseorang tidak dapat menghargai kita dengan cara berprilaku dan berkata kasar seenak jidat terhadap kita, maka, orang tersebut adalah makhluk idiot yang tidak layak untuk dipertahankan. Dia tidak dapat menghargai pasangannya maka dia sendiri tidak punya harga diri. Tanggalkan segala dalih bahwa keadaan yang menuntutnya bersikap demikian, karena orang yang berfikir, orang yang punya otak, akan berfikir ratusan kali untuk melampiaskan emosinya, terlebih kepada orang yang menyayanginya, kepada orang yang sudah banyak berkorban untuk mencintainya...

Sungguh sangat ironis karena kebanyakan manusia justru lebih sering melampiaskan emosi dan berkata-kata kasar kepada pasangannya hanya karena merasa sudah sangat dekat dan merasa pasti dimaafkan. Padahal sesungguhnya selalu ada luka yang tertanam dan tidak hilang, dan malah bertambah dan bertambah terus. Luka yang menggerogoti dari dalam dan suatu hari tidak dapat  tertaahankan lagi sakitnya.

So please, love your love one.. dont hurt her intentionally.. make her happy.. love her with all your heart...make her feel safe.. make her loves you more and more everyday..and be the best for her...

and believe me, she`ll give you more than you`ve gave her...

.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun