Di balik aroma segar dan rasa asam-manisnya, kulit jeruk menyimpan kekuatan tersembunyi yang belum banyak dikenal masyarakat luas. Kulit buah yang biasanya dibuang begitu saja ke tempat sampah ini ternyata dapat berperan sebagai penyaring alami bagi air limbah yang tercemar zat berbahaya. Penelitian dari Younas dkk. (2021) dalam jurnal ilmiah Water menunjukkan bahwa kulit jeruk termasuk dalam kategori biosorben yaitu bahan alami yang mampu menyerap dan menetralkan polutan dari air.
Rahasia kekuatan kulit jeruk terletak pada struktur kimianya. Kulit jeruk mengandung senyawa seperti pektin, lignin, selulosa, dan hemiselulosa. Senyawa-senyawa ini memiliki gugus fungsi aktif, seperti hidroksil (-OH) dan karboksil (-COOH), yang mampu menarik dan mengikat logam berat dalam air, seperti timbal (Pb), kadmium (Cd), tembaga (Cu), dan bahkan arsenik (As). Mekanisme yang terjadi disebut adsorpsi, yaitu ketika zat pencemar "menempel" pada permukaan bahan penyerap melalui gaya fisik atau ikatan kimia.
Ketika kulit jeruk diproses biasanya dikeringkan, dihancurkan, dan dalam beberapa kasus dimodifikasi secara kimia akan menjadi bahan penyaring yang efektif. Saat air limbah dialirkan melewati serbuk atau granul kulit jeruk ini, molekul-molekul beracun dalam air akan tertahan dan menempel di permukaannya, sehingga air yang keluar menjadi jauh lebih aman untuk lingkungan atau bahkan untuk daur ulang.
kulit jeruk mampu menghilangkan hingga 99,9% kandungan tembaga, timbal, dan kadmium dalam sampel air limbah dari industri baterai. Ini menunjukkan potensi besar dari bahan yang murah, mudah didapat, dan tidak memerlukan teknologi tinggi. Bahkan, dalam banyak kasus kulit jeruk tidak perlu dimodifikasi secara kompleks untuk bisa bekerja efektif. Penggunaan kulit jeruk juga tidak menghasilkan limbah berbahaya baru, berbeda dengan metode kimia konvensional yang justru bisa meninggalkan produk samping yang mencemari.
Indonesia sebagai negara tropis penghasil jeruk dalam jumlah besar memiliki peluang besar untuk mengembangkan teknologi ini secara lokal. Kulit jeruk yang biasanya hanya dijadikan pakan ternak atau kompos kini bisa dijadikan bahan industri pengolahan air limbah baik untuk industri tekstil, pertanian, maupun limbah rumah tangga. Selain membantu mengurangi beban pencemaran, teknologi ini juga memberikan nilai ekonomi baru bagi limbah pertanian.
Referensi:
Younas, et.al. Â (2021). Current and emerging adsorbent technologies for wastewater treatment: Trends, limitations, and environmental implications. Water, 13(2), 215. https://doi.org/10.3390/w13020215
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI