Mohon tunggu...
Diva ayu Herdianasari
Diva ayu Herdianasari Mohon Tunggu... Mahasiswa

Menjadi mahasiswa yang memiliki minat di bidang kepenulisan dan menjaga pola hidup dengan berolahraga.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

"Manganan Tunggon", Tradisi Sedekah Bumi yang Menyatukan Warga dan Leluhur.

18 Oktober 2025   12:20 Diperbarui: 18 Oktober 2025   12:11 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: Makam leluhur dan tempat tradisi manganan tunggon                     

"Singgahan", tempat yang dikatakan sebagai tempat dengan berbagai kepercayaan yang ada. Diantara luasnya tempat yang ada  di Singgahan terdapat salah satu Desa dengan diselimuti kepercayaan di dalamnya. Desa Mulyorejo, tepatnya berada di Dusun Trembul, banyaknya pepohonan di sekitar jalannya yang membuat Dusun tersebut menjadi lebih rindang. Dibalik dari sebuah Dusun seperti biasanya terdapat sebuah tradisi yang menjadi sebuah kepercayaan bagi masyarakat Trembul dan sekitarnya. 

Menurut ungkapan masyarakat sekitar kawasan punden, mengatakan bahwa selain orang dari Dusun Trembul sendiri banyak masyarakat yang jauh dari lokasi punden atau Desa Mulyorejo juga mempercayai tradisi yang ada di Dusun Trembul. Tradisi dianggap sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur yang telah berjasa pada Desa Trembul. 

Tradisi manganan tunggon terjadi saat dulunya terdapat dua bersaudara yakni Mbah Kusumo/Mbah Sumo dan Mbah Raminah yang melakukan perjalanan dari goa bayang ke brubulan yang dikatakan setelah dua bersaudara tersebut keluar dari brubulan, kemudian brubulan tersebut mengeluarkan air dan hingga saat ini air tersebut digunakan masyarakat sekitar untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Setelah itu kedua bersaudara tersebut melakukan perjalanan ke krepyak yang akhirnya terjadi pembabatan alas dan kedua bersaudara tersebut membuat perkumpulan dan pertapaan untuk kedua saudara tersebut. Krepyak dulunya digunakan sebagai perkumpulan dalam memperdalam ilmu agama.

Saat pembabatan alas saudara perempuannya menemukan belalang dan menyimpan belalang di kain atau dinamakan sebagai udet. Saat sedang beristirahat Mbah Kusumo meminta Mbah Raminah untuk mencari kutu di kepalanya dan Mbah Kusumo merasakan ada yang bergerak pada perut saudaranya yang dipikirnya adalah seorang bayi. Karena kekesalan dan kekecewaan yang dimiliki oleh Mbah Kusumo akhirnya membunuh saudaranya dengan patrem ke perutnya yang berakhir kematian dan dimakamkan di punden yang bernama “Tunggon”. 

Setelah terbunuhnya Mbah Raminah keluarlah belalang dari udet yang berakhir penyesalan karena kesalahpahaman dan pemikiran singkat Mbah Kusumo. Mbah Kusumo menunggu ajalnya di Tunggon sambil menemani saudaranya, kemudian setelah meninggalnya Mbah Kusumo dikuburkan di samping makam saudaranya hingga sekarang ini kedua saudara tersebut menjadi leluhur Desa Mulyorejo. Legenda tersebut bukan hanya sebuah cerita tetapi menimbulkan sebuah kepercayaan yang bernama manganan tunggon yang berasal dari kata tunggoni atau menunggu yang dilakukan satu tahun sekali setelah panen raya. 

Menurut ungkapan masyarakat sebelum pelaksanaan tradisi manganan tunggon dilakukan tahlilan dengan doa tahlilan pada umumnya. Siang hari dilakukan tahlilan oleh masyarakat perempuan sedangkan malamnya dilakukan tahlilan oleh masyarakat laki-laki. Dan pada hari pelaksanaan tradisi tunggon tersebut perangkat desa mengadakan perayaan untuk meramaikan acara tersebut. Menurut ungkapan kaur kesra yang ada di dusun tersebut mengatakan bahwa terdapat sebuah kepercayaan bahwa saat perayaan manganan tersebut tidak banyak yang berpartisipasi maka perekonomian desa akan mengalami paceklik atau penurunan tetapi jika sedekah bumi yang dilakukan ramai yang berpartisipasi maka dapat dikatakan makmur.

Menurut Kaur Kesra sendiri memiliki pemahaman mengenai hubungan antara perayaan dengan penurunan adalah tidak ada keterkaitan tetapi hanyalah sebuah kepercayaan masing masing individu karena setiap orang memiliki kepercayaan masing-masing sehingga narasumber hal tersebut merupakan sebuah kepercayaan masing-masing. Tradisi tentunya terdapat sebuah ritual didalamnya tidak lain pula dengan tradisi manganan tunggon yang ada di Desa Mulyorejo Dusun Trembul. 

Ritual yang dilakukan yakni sebelum melakukan tradisi sedekah bumi yang ada di tunggon yakni melakukan penaburan bunga di makam krepyak dan tapaan setelah itu membakar dupa dan tabur bunga di makam Mbah Kusumo dan Mbah Raminah di tunggon. Tradisi dan ritual yang dilakukan pada manganan tunggon tersebut sudah menjadi hal wajib yang dilakukan sebelum pelaksanaan manganan tunggon atau sedekah bumi dan dipimpin langsung oleh juru kunci untuk menghormati para leluhur yang telah berjasa untuk Desa.

Seringkali makam tersebut dijadikan hal lain selain tradisi manganan atau sedekah bumi oleh masyarakat luar Desa. Menurut ungkapan dari masyarakat, makam tersebut digunakan seseorang yang memiliki hajat atau keinginan agar keinginan tersebut terkabul seseorang tersebut akan melakukan sebuah ritual di makam tersebut, ritual yang dilakukan yakni membawa sebuah tumpeng dan tumpeng tersebut dibagikan kepada masyarakat sekitar makam tersebut.

Masyarakat sekitar makam juga mengatakan dalam tradisi tidak ada larangan tetapi apabila ada seseorang yang bernazar saat melakukan ritual tersebut dan tidak melakukannya terdapat sebuah efek samping dari seseorang yang bernazar tersebut yakni sakit-sakitan bahkan meninggal. Meskipun hal tersebut hanyalah sebuah kepercayaan tetapi jika sudah diyakini dan dipercaya maka kepercayaan tersebut akan menjadi hal yang nyata. 

Tradisi merupakan sebuah hal yang menjadi hal rutin bagi masyarakat sekitar terlebih bagi seseorang yang mempercayainya, tradisi dilakukan bukanlah untuk menentang agama yang dianutnya tetapi tradisi tersebut dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur yang telah melakukan pembabatan alas sehingga terciptalah sebuah Desa bernama Desa Mulyorejo Dusun Trembul. Karena jasa leluhur yang membuat masyarakat mendapatkan hasil dari perjalanannya. Kepercayaan tergantung kepada pola pikir masing-masing individu tetapi jika kepercayaan tersebut diyakini maka kepercayaan tersebut seringkali terjadi.

Di tengah perkembangan zaman yang membuat banyak orang melupakan sebuah tradisi yang sudah ada dan turun temurun dilakukan. Desa Mulyorejo dengan tradisi Manganan Tunggon yang dilakukan menjadi saksi bahwa kebudayaan yang terjadi bukan hanya tentang kepercayaan tetapi juga cara masyarakat untuk melestarikan tradisi dan kebudayaan yang terjadi sebelum-sebelumnya. Selain itu, kebudayaan bukan hanya sekedar peninggalan masa lalu,tetapi merupakan sebuah harapan, penghormatan, doa, dan cara mencintai dan melestarikan peninggalannya.

Ritual Manganan Tunggon bukan hanya pula sebagai bentuk sedekah bumi atau penghormatan kepada leluhur, dan rasa syukur kepada Tuhan, tetapi juga merupakan sebuah sarana untuk mempererat solidaritas sosial antar warga Desa Mulyorejo Dusun Trembul. Melalui Pelaksanaan manganan tunggon seperti dan kegiatan ritual seperti penyekaran, tahlilan, dan perayaan kesenian tayub, masyarakat menjadi lebih memahami tradisi yang ada dan juga mempererat hubungan sosial antar warga. Manganan Tunggon bukanlah sekedar ritual tahunan yang dilaksanakan, ,melainkan identitas budaya dan spiritual masyarakat Trembul. Tradisi tersebut mengajarkan pentingnya dalam menjaga hubungan dengan leluhur melalui tradisi tersebut, menghargai warisan lokal, dan menanamkan nilai-nilai moral bagi generasi muda yang sekarang maupun akan datang agar kearifan lokal yang terjadi tidak punah di tengah perkembangan zaman.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun