Mohon tunggu...
Ditta Widya Utami
Ditta Widya Utami Mohon Tunggu... Guru - Pendidik dan Pembelajar

A mom, blogger, and teacher || Penulis buku Lelaki di Ladang Tebu (2020) ||

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Rahasia Menulis Jurnal dan Artikel Ilmiah Populer

23 Juli 2023   11:07 Diperbarui: 23 Juli 2023   11:10 2381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan layar Scopus coverage years dan percentille (Dok. Ditta) 

Tips lainnya adalah dengan melihat percentile. Pastikan range-nya di atas 50 (menunjukkan jurnal tersebut memiliki kualitas yang bagus dan pasti masuk Q2 atau bahkan Q1).

Tangkapan layar Scopus coverage years dan percentille (Dok. Ditta) 
Tangkapan layar Scopus coverage years dan percentille (Dok. Ditta) 

Selain membedah Scopus, peserta juga diajak untuk mencoba berbagai aplikasi lain seperti deepL untuk menerjemahkan teks berbahasa asing, turnitin untuk mengecek plagiat, Drone Emprit untuk menganalisa media sosial dan platform online, formulir kemdikbud, chatGPT yang berbasis kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI), mendeley, sci-hub, publish or perish, ResearchGate, jurnal SAGE dll. 

Inilah rahasia dalam menulis jurnal. Jika bisa memanfaatkan semuanya dengan baik, membuat jurnal pun bisa lebih mudah. Yah, meski beberapa di antaranya ada yang berbayar. Tapi segala sesuatu butuh effort bukan?

Spirit dalam Dunia Menulis

Di hari kedua, peserta belajar tentang teknik penulisan artikel ilmiah dengan memanfaatkan kecerdasan buatan (AI) antara lain dengan ChatGPT dan chat pdf.

Sebelum mengikuti workshop, sebenarnya saya sudah pernah mencoba menggunakan ChatGPT dari openAI. Penggunaannya mudah. Cukup buka di browser, login, lalu kita bisa mencari tahu tentang apa pun dalam waktu yang sangat-sangat singkat.


ChatGPT akan memberi kita jawaban dengan menganalisis ribuan, jutaan, atau bahkan miliaran data terkait apa yang ingin kita ketahui. Hanya saja saat ini masih terbatas hingga data tahun 2021. Artinya jika ada perubahan setelahnya, mungkin chatGPT tidak akan memberikan jawaban yang terlalu akurat.

Saat bingung membuat judul artikel, misalnya. Tanya saja pada ChatGPT maka kita akan mendapat saran sesuai kata kunci yang dimasukkan.

Meski sempat jadi pro-kontra karena dengan ChatGPT bahkan anak SD pun bisa membuat artikel ilmiah dengan baik, namun ternyata sudah ada aplikasi-aplikasi yang dapat mendeteksi apakah tulisan kita dibuat dengan chatGPT atau tidak. Wah, harus tetap bijak dalam menulis ya.

Pak Vudu Abdul Rahman, seorang guru yang menjadi narasumber kedua, mengenalkan peserta dengan chat pdf. Aplikasi ini bisa menerjemahkan artikel berbahasa asing dengan hasil yang baik langsung dari file pdf-nya.

Pak Vudu lebih banyak mengajak peserta untuk melakukan refleksi. Seperti kalimat yang saya tulis di awal artikel, Pak Vudu berhasil membuat peserta workshop untuk merenung. Menyampaikan spirit bagi peserta workshop.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun