Mohon tunggu...
Dita Utami
Dita Utami Mohon Tunggu... Administrasi - ibu rumah tangga

ibu rumah tangga yang peduli

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Jangan Mencederai Bulan Ramadhan

2 April 2022   08:05 Diperbarui: 2 April 2022   08:13 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada masa lalu sampai sekarang, kita sering mendapati berita imbauan kepala negara RI untuk selalu menjaga kesucian bulan Ramadhan. Tak kurang dari mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pernah menyerukan agar semua komponen masyarakat untuk menghormati bulan Ramadhan.

Namun kita lihat bersama pada saat itu, kekerasan berupa peledakan bom dan bom bunuh diri masih saja terjadi. Kita bisa membaca pada saat itu masih ada saja bom yang meledak di beberapa kota termasuk Jakarta, termasuk pada bulan Puasa dan menyasar aparat dan kelompok masyarakat tertentu.

Kini, pemerintahan berganti. Presiden sekarang yaitu Presiden Joko Widodo  juga selalu mengingatkan agar kedamaian selalu dijaga di bumi Indonesia. Dia sering sekali mengingatkan bahwa kita terlahir dengan takdir berbeda tidak saja dengan luasnya geografis, tapi juga etnis yang beragam, juga bahasa lokal dan keyakinan yang beragam.

Di negara lain, perbedaan ini otomatis akan menimbulkan gesekan yang keras. Mungkin kitga bisa melihat di Burma, dimana perbedaan keyakinan dan etnis berakhir dengan ketikdaknyamanan kelompok masyarakat tertentu sehingga banyak dari mereka mengungsi ke negara lain. Dalam sejarah kita juga melihat bagaimana Uni Sovyet runtuh karena bukan saja soal politik namun juga perbedaan etnis. Karena itu akhirnya terbentuk belasan negara kecil (selain Russia) yang berdiri karena persamaan etnis.

Pada masa pemerintahan kini, kekerasan dan bom masih saja ada di Indonesia, termasuk terjadi pada bulan Ramadhan Yang paling dahsyat adalah bom bunuh diri yang dilakukan oleh satu keluarga (dengan membagi diri) dan meledakkan tiga gereja sekaligus dan menewaskan beberapa orang dan kerugian fisik.

Sayangnya lagi, masyarakat juga mencampurkan soal perbedaan keyakinan (agama), etnis dan bahasa dengan politik. Itu tercermin pada narasi-narasi yang beredar di media sosial. Narasi itu begitu massif sehingga mampu menggeser suasana damai dan berganti dengan suasana keterbelahan. Kini sering kita lihat toleransi tidak bisa kita nikmati seperti empat puluh sampai tiga puluh tahun lalu karena keterlindanan perbedaan etnis dan politik.

Ramadhan harus kita muliakan bersama sekaligus jangan sampai ada kekerasan, konflik dan perusakan karena semuanya itu akan merugikan kita bersama. Kehilangan nyawa, kerusakan bangunan sampai kemungkinan suasana chaos melingkupi kita bersama. Juga mungkin perasaan saling curiga dan hal negatif lainnya..

Kita bisa melihat banyak negara dimana umat muslim tidak bisa melakukan Ramadhan dengan damai. Ada Afganistan, Pakistan dan beberapa tempat di Mesir bahkan Siria dimana umatnya belum bisa beribadah dengan nyaman. Karena itu kedamaian pada masa puasa harus benar-benar kita upayakan bersama dan jangan sampai ada yang mencederainya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun