Mohon tunggu...
Dita Nurwijaya
Dita Nurwijaya Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mahasiswi

-

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menanamkan Rasa Empati Anak pada Lingkungan Sekitar

8 November 2018   21:27 Diperbarui: 8 November 2018   21:31 537
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sheldon (1996) mengatakan bahwa kesadaran terhadap lingkungan sosial dapat membantu seseorang untuk mengumpulkan informasi sosial yang dibutuhkan dalam membangun jembatan antara diri sendiri dan orang lain dalam kehidupan bermasyarakat. Memiliki kesadaran sosial sangat bermanfaat bagi diri kita, selain dapat memahami diri kita sendiri, juga dapat memahami orang lain, dan dapat menempatkan diri pada lingkungan sekitar. Dapat juga meningkatkan produktivitas kita dalam bekerja dengan baik dan dapat memahami perbedaan atau keberagaman yang ada.

Maka dari itu sangat penting untuk anak dapat memahami lingkungan disekitarnya itu seperti apa, karena itu akan membawa dampak juga bagi anak untuk kedepannya. Mengajarkannya yakni dengan 1. Mengenali emosi diri sendiri, memang tidak mudah mengajarkan atau memahamkan anak tentang emosi apa yang seharusnya dipakai ketika dalam suatu kejadian, tapi dengan contoh yang nyata anak akan dapat memahaminya.

2. Menempatkan diri sendiri pada orang lain, lagi-lagi akan sangat mudah pada anak untuk menerapkan sikap empati ketika ada kejadian. Contohnya, ketika si A berebut mainan dengan si B, si A memukul si B, kita sebagai orangtua sudah semestinya memberi pengertian agar tidak berebut mainan, tetapi ketika anak sudah memukul temannya, disitulah waktu yang tepat untuk mengajarkan teori ini kepada anak. Dengan memberi tahu kepada si A, jika si A berada diposisi si B apa si anak ini mau dipukul? Rasanya sakit loh/dll. Dengan demikian anak akan berpikir, oh iya ya seharusnya akau tidak memukul, kan kalua dipukul sakit, dll. Kita juga tidak lupa mengajarkan anak untuk meminta maaf dan memaafkan.

3. Menjadi pendengar aktif, tidak hanya diri kita yang melulu cerita hal baru tetapi ada kalanya kita harus menjadi pendengar yang baik dan aktif. Contohnya ketika guru sedang berdongeng, anak-anak harus mendengarkan dengan seksama, ketika guru memberi pertanyaan mengenai isi dari cerita anak dapat menjawabnya, dan dapat menceritakan kembali. Menjadi pendengar aktif juga dapat menanamkan rasa empati anak yakni anak dapat dengan baik berpartisipasi dengan dongeng yang diceritakan oleh gurunya.

Dapat juga dengan mengajak anak ke acara bakti sosial/ berkunjung ke panti asuhan atau lebih sederhananya ke acara kerja bakti di lingkungan sekitar, dengan mengajak anak, anak dapat memperhatikan dan berpikir tentang bersosialisasi dengan lingkungan disekitarku itu ternyata seperti ini. Setelah ikut dalam kegiatan baru kita tanya apa yang dirasakan anak tadi ketika mengikuti kegiatan dan memberikan pengertian kepada anak bahwa itu kegiatan yang bermanfaat untuk anak. Dengan begitu anak dapat memahami dengan sendirinya bagaimana bersikap sosial terhadap lingkungannya.

Selain itu juga jangan lupa memberikan apresiasi kepada anak, bukan melulu dengan pemberian hadiah berupa barang atau mainannya tetapi ucapan positif dan pelukan hangat juga dapat membuat tingkat kepercayaan diri pada anak meningkat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun