Mohon tunggu...
Dita Diannovita
Dita Diannovita Mohon Tunggu... -

tulislah apa yang tidak bisa kau katakan\r\n

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Seperti Cerita FTV

26 Juni 2016   17:14 Diperbarui: 27 Juni 2016   10:03 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Aku tau saat kau membaca cerita ini mungkin ditempatmu sedang pagi, siang, sore, atau bahkan malam. sama sepertiku, saat menulis cerita ini ditempatku sedang senja, cuacanya cerah, langitnya bersih tanpa awan, warnanya kemerahan, indah sekali. bulan juni cuaca kadang tidak menentu, tiba-tiba panas, tiba-tiba hujan, sama kayak hati, tiba-tiba seneng, beberapa saat kemudian bisa jadi tiba-tiba sedih. Sore ini aku ingin bernostalgia bersama kenangan, tapi aku hanya ingin bernostalgia dengan kenangan yang manis-manis saja. Semoga kamu bisa menikmati cerita manisku kali ini, sama kaya aku yang sudah pasti menikmatinya.

Semua berawal dari awal januari, saat itu aku sedang semangat-semangatnya bermain didunia maya, dan instagram adalah sosial media yang wajib aku besuk setiap jamnya. Singkat cerita aku berkenalan dengan seseorang dimedia sosial tersebut, aku dan dia dekat sejak kami saling memberi love untuk foto dan video yang kami unggah, kami juga rajin berbalas komentar, dan komunikasi kami semakin intens lewat chating dan sambungan telepon. tidak jarang kami chating dan berbicara di telepon hingga larut malam. Hanya itu yang kami lakukan agar tetap dekat, maklum kami tinggal dikota yang berbeda, sangat sulit bagi kami untuk menemukan waktu yang pas untuk bertemu, mengingat kegiatan dan kesibukan kami yang berbeda, aku yang masih duduk dibangku kuliah sedangkan dia yang sudah bekerja. Hingga akhirnya pada awal februari dia memutuskan untuk menemuiku yang berbeda kota dengannya. Kau tau bagaimana perasaanku saat itu? aku senang, karena akhirnya aku bisa bertemu dengan dia yang selama ini aku kenal didunia maya, namun aku juga kawatir, takut-takut pertemuan kami mengecewakan, dan membuat salah satu dari kami atau bahkan kami berdua saling menjauh. 

Namun ketakutanku ternyata tidak beralasan, setelah pertemuan pertama itu kami menjadi semakin dekat dan pada pertengahan februari kami memutuskan untuk menjadi pasangan. Banyak yang mencibir hubungan kami, yang terlihat konyol dan main-main, terlebih lagi aku dan dia yang berbeda keyakinan, membuat hubungan ini semakin terlihat main-main. Ah persetan dengan mulut-mulut itu kami tetap menjalaninya. Semua yang dia lakukan padaku begitu manis, dia sering memberikanku kejutan, aku ingat sore itu dia tiba-tiba datang membawakanku jus buah naga merah kesukaanku, aku juga masih ingat malam itu dia tiba-tiba duduk disebelahku saat aku sedang makan diwarung nasi goreng, aku juga masih ingat bagaimana dia tiba-tiba datang membawakanku marshmallow saat aku sedang makan bersama teman-temanku, sederhana memang, tapi bagiku itu sangat manis, bahkan aku mulai khawatir akan terserang diabetes jika terus mendapatkan kejutan seperti itu hahaha. Tapi ada satu kejutan yang benar-benar membuatku terharu dan sangat bersyukur pada Tuhan, malam itu dia meneleponku dan memberi tahu bahwa dia dan keluarganya sudah satu keyakinan denganku, dia dan keluarganya memutuskan untuk menjadi mualaf. Aku tidak tahu pasti apa alasannya, yang jelas itu membuatku sangat bersyukur pada Tuhan. dan itu adalah hadiah terindah dari Tuhan di ramadhan tahun ini, iyaa ini adalah ramadhan pertamanya, dan ramadhan pertamaku bersamanya.

Sudah kubilang kan ini seperti cerita FTV yang ditayangkan di televisi, terserah kau ingin mempercayainya atau tidak, karena ini hanya fiksiana, bisa jadi cerita ini hanya fiksi, tapi kamu juga tidak akan tahu kalo cerita ini memang benar adanya. Kau tidak harus mempercayaiku, karena aku bukan Tuhan :)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun