Tumpukan buku yang menggunung di Kafe Basa-Basi Sorowajan menarik khalayak dari berbargai kalangan khususnya para pecinta buku. Kafe yang biasanya menjadi ruang diskusi, tempat ngopi, dan nongkrong para mahasiswa, disulap menjadi ruang penuh tumpukan buku dalam sebuah bazar buku besar yang digelar oleh Diva Press Group.
Bazar ini bukan sekadar bazar biasa. Dengan membawa semangat literasi untuk semua kalangan, Diva Press menawarkan ribuan buku dengan harga yang sangat terjangkau. Banyak pengunjung mengaku terkejut ketika mengetahui buku-buku yang ditawarkan bisa dibeli mulai dari harga Rp3.000. Tidak sedikit yang terlihat melongo, bahkan nyaris tak percaya saat melihat tumpukan buku baru yang dibanderol dengan harga lebih murah dari segelas es kopi. Buku-buku yang semula mereka pikir adalah buku bekas atau rusak ternyata masih dalam kondisi sangat baik, dengan halaman lengkap dan kualitas cetakan yang layak.
Tak hanya yang seharga Rp3.000, Â disana juga tersedia buku-buku dengan harga Rp10.000 hingga Rp20.000. Buku-buku tebal dan terkenal pun tidak ketinggalan. Hanya dengan Rp40.000 hingga Rp60.000, pengunjung bisa membawa pulang karya-karya sastra besar, buku filsafat, atau referensi akademik yang di toko buku konvensional bisa mencapai harga dua hingga tiga kali lipat lebih mahal. Hal tersebut membuat bazar itu terasa seperti surga bagi pecinta buku dan para pemburu bacaan bermutu dengan budget terbatas.
"Ini mah surganya buku, sampai bingung mau milih buku mana yang mau dibeli," ujar Ulya, salah satu pengunjung yang datang dari Kota Gede. Ia mengaku awalnya hanya ingin melihat-lihat, namun akhirnya membeli lebih dari sepuluh buku karena tak bisa menahan godaan harga dan kualitas yang ditawarkan.
Yang membuat bazar ini semakin menarik adalah kelengkapan dan keberagaman jenis buku yang ditawarkan. Diva Press dikenal luas sebagai penerbit dengan spektrum penerbitan yang sangat kaya, dan hal itu tampak jelas dalam bazar ini. Buku-buku bertema agama Islam, mulai dari tasawuf, sejarah Islam, fiqih, hingga pemikiran Islam kontemporer, tersedia dalam jumlah banyak. Demikian pula dengan buku-buku filsafat Barat dan Timur, karya sastra klasik maupun modern, novel-novel Indonesia, serta buku umum yang membahas tema sosial, politik, kebudayaan, dan biografi. Bahkan buku-buku untu Kesehatan mental yang relate dengan kehidupan remaja sekarang juga tersedia banyak disana.
Salah satu daya tarik lainnya adalah hadirnya buku-buku tentang tokoh-tokoh penting Indonesia. Nama-nama besar seperti KH. Hasyim Asy'ari, Gus Muwafiq, dan tokoh-tokoh ulama lainnya menghiasi rak-rak bazar. Pengunjung bisa dengan mudah menemukan buku-buku yang mengulas pemikiran para kiai, tokoh pesantren, hingga intelektual muslim kontemporer. Bahkan, beberapa pengunjung mengaku datang khusus untuk mencari koleksi karya tokoh favorit mereka yang selama ini sulit ditemukan di toko buku biasa.
Meski tidak diselenggarakan di gedung pameran atau aula besar, suasana di Kafe Basa-Basi terasa hangat dan akrab. Buku-buku ditata sederhana namun tertib, menyatu dengan meja dan  memberi kesan santai dan nyaman. Banyak pengunjung yang duduk berlama-lama membuka satu per satu buku sebelum akhirnya memutuskan untuk membeli. Beberapa tampak berbincang pelan, saling bertukar informasi tentang isi buku, bahkan merekomendasikan satu sama lain tentang buku-buku yang mereka baca.
Suasana ini semakin lengkap dengan keramahan panitia dari Diva Press yang sigap membantu pengunjung menemukan buku yang dicari. Tidak ada kesan kaku atau formal, semua berjalan cair seperti sebuah komunitas yang menyambut anggotanya sendiri. Bahkan, beberapa diskusi kecil spontan pun terjadi di antara pengunjung, membahas isi buku atau latar belakang penulis yang mereka temukan hari itu.
Kemudahan juga ditawarkan dari sisi transaksi. Selain menerima pembayaran tunai, bazar ini menyediakan opsi pembayaran digital melalui QRIS dan transfer bank. Hal ini tentu memudahkan pengunjung, terutama generasi muda yang lebih terbiasa dengan dompet digital. Cukup scan barcode, transaksi selesai dalam hitungan detik. Tidak perlu repot membawa uang tunai dalam jumlah besar, dan tak ada antrean panjang seperti bazar konvensional lainnya.
Tidak sedikit pengunjung yang datang lebih dari sekali. Beberapa bahkan mengaku sengaja mengambil waktu khusus di tengah kesibukan untuk kembali berkunjung. Ada yang berburu judul tertentu, ada yang datang hanya untuk merasakan kembali atmosfer literasi yang hangat dan menyenangkan. " Saya udah datang ketiga kalinya kesini, rasanya candu melihat buku-buku yang menggunung". Ujar salah satu pengunjung yang sedang memilih buku.