Mohon tunggu...
Dismas Kwirinus
Dismas Kwirinus Mohon Tunggu... Penulis - -Laetus sum laudari me abs te, a laudato viro-

Tumbuh sebagai seorang anak petani yang sederhana, aku mulai menggantungkan mimpi untuk bisa membaca buku sebanyak mungkin. Dari hobi membaca inilah, lalu tumbuh kegemaran menulis.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Menyigi Hakekat Badan dan Jiwa: Dalam Sorotan Aristoteles dan Thomas Aquinas

24 April 2021   07:12 Diperbarui: 24 April 2021   07:19 911
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aristoteles berpendapat bahwa roh itu berbeda dengan jiwa. Ia tidak terikat pada materi, karena itu dapat dipisahkan dari tubuh. Roh itu menurutnya bukan fana dari yang fana.

Untuk memperjelas pendapat Aristoteles ini, saya mengutip pendapat C.A. Van Peursen (1981) yang menegaskan bahwa: "Jiwa menurutnya bersama tubuh tampil di hadapan kita secara langsung dan konkret. Jiwa merupakan konteks di mana roh memanifestasikan diri, maka roh itu seolah-oleh memperlihatkan sifat-sifat dari dunia lain", demikian jelas Peursen.

Sang Filosof membagi lagi Nous menjadi dua bagian, yaitu: Nous poietikos yang ia sebut sebagai ratio aktif dan Nous pathetikos yang disebutnya sebagai ratio pasif atau penerima, sebagaimana dikutip dalam K. Bertens (1993).

Nous pathetikos menurut Aristoteles bisa binasa dan timbul dari potensi organisme. Karena itu Nous pathetikos oleh Sang Filosof disebut Nous tingkat rendah. Sedangkan Nous poietikos datangnya dari luar, sifatnya lebih tinggi karena berasal dari yang ilahi.

Di sini muncul persoalan karena Nous tidak cocok dengan hylemorfisme. Menurut Van Der Weij (1991) Hylemorfisme dapat menjelaskan manusia hanya dalam tahap psikosomatis saja. Ia gagal menemukan pemecahan secara tuntas tentang manusia, karena unsur yang ia kemukakan tidak cocok dengan hylemorfismenya.

Aristoteles berusaha menjelaskan persoalan yang ada tentang manusia dengan hlyemorfismenya. Tetapi tidak sampai pada kejelasan, karena ia memasukkan sesuatu yang lain, yang tidak dapat diterangkan dengan hylemorfismenya.

Orang yang berjasa menyempurnakan teori Aristoteles ini adalah Thomas Aquinas (1225-1274). Ia mengerti apa yang dimaksudkan oleh Sang Filosof tentang psyche dan Nous sebagai realitas yang sama dan dikonkretkan dalam satu nama yaitu jiwa atau anima.

Menurut Thomas Aquinas, manusia konkret merupakan gabungan dari dua substansi yang tidak lengkap, yaitu materi pertama dan jiwa. Lebih lanjut, menyimak ulasan Reksosusilo dalam Filsafat Antropologi (1995), bahwa dua substansi yang tidak lengkap yang dimaksudkan oleh Thomas Aquinas adalah gabungan jiwa dan badan. Ia melihat manusia secara utuh yang terbentuk dari dua unsur, jiwa sebagai substansi dan badan sebagai substansi. Jika hanya badan saja, maka bukan manusia dan jika hanya jiwa saja bukan manusia.

Kesatuan dari dua substansi ini menjadikan manusia konkret yang lengkap. Manusia menurutnya adalah kesatuan dari tubuhnya yang hidup bersama dengan jiwanya. Namun, Thomas Aquinas melihat jiwa sebagai sesuatu yang tunggal yang berdimensi rohani.

Jiwa sebagai prinsip hidup manusia yang tidak terkena kematian. Ketidakjasmaniaan jiwa nampak dalam kegiatan-kegiatan yang lebih tinggi yaitu berpikir dan berkehendak. Kerena itu orang yang tega menembak, mengebuk bahkan membunuh sesamanya adalah orang yang sangat rendah, bukan hanya martabatnya tetapi juga kemanusiaannya.

Thomas Aquinas tidak menolak pendapat Aristoteles yang memasukkan sesuatu yang lain dari luar ke dalam manusia. Menurutnya, penciptaan jiwa manusia adalah suatu tindakan campur tangan Tuhan dalam proses evolusi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun